Politikus Senior Gerindra, Permadi Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
Share
PENUTUR.COM – Politikus senior yang juga anggota dewan kehormatan Partai Gerindra Permadi Satrio Wiwoho meninggal dunia pada Rabu (12/6).
Kabar duka tersebut diumumkan Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman Ia juga menyampaikan duka mendalam atas kepergian Permadi pada Rabu sekitar pukul 07.30 WIB.
“Dukacita mendalam atas berpulangnya senior kami, Bapak Permadi tadi pagi jam 07.30 WIB di kediamannya kawasan Pengadegan,” ujar Habiburokhman kepada wartawan.
Pimpinan Komisi III DPR RI itu mengaku dekat dengan sosok Permadi karena sama-sama berasal dari unsur pergerakan di Gerindra.
“Secara pribadi, saya sangat dekat dengan Pak Permadi karena kami sama-sama pengurus Gerindra berlatar belakang aktivis pergerakan rakyat,” ungkap Habiburokhman.
Dia melanjutkan Permadi sebenarnya tokoh yang menjadi teladan dalam memegang teguh komitmen memperjuangkan rakyat yang tertindas.
“Teladan kami karena sikap tubuhnya yang selalu memperjuangkan rakyat tertindas. Sampai beberapa bulan lalu beliau masih menghadiri rapat-rapat Dewan Pembina,” ujarnya.
Diketahui, Permadi meninggal dunia di kediamannya Jalan Pengadegan Barat 41, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu ini. Rencananya jenazah anggota DPR RI periode 2004-2009 ini akan dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park, Jawa Barat.
Sosok, Permadi selain seorang politikus, juga dikenal sebagai salah satu pendiri Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada 1973. Dia pernah menjabat sebagai Ketua YLKI Periode 1979-1982. Akun X resmi YLKI, @YLKI_ID ikut mengabarkan kepergian Permadi SH.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Turut berduka cita yg mendalam atas wafatnya Bp. PERMADI, S.H. Beliau berperan besar dlm mendirikan YLKI di th 1973. Beliau menjabat sebagai Ketua YLKI Periode 1979 – 1982. Semoga diampuni semua dosa dan diterima amal baiknya. Aamiin,” demikian cuitan YLKI.
Nama Permadi pernah mencuat pada 2019 saat ingin melengserkan Presiden Jokowi. Pernyataan itu ia sampaikan jelang pelantikan Jokowi di periode keduanya pada 20 Oktober. Namun, Gerindra, sebagai partainya kala itu tak menghendaki. Gerindra menyebut pernyataan Permadi tak mewakili partai.