Pernah Dipenjara Israel Selama 23 Tahun, Yahya Sinwar Terpilih Jadi Pemimpin Baru Hamas
Share
PENUTUR.COM – Tewasnya Ismail Haniyeh saat berada Iran beberapa waktu lalu membuat Hamas bergerak cepat untuk memilih pemimpin baru.
Sosok yang kini dipercaya untuk memimpin organisasi garis keras Palestina itu adalah Yahya Sinwar yang resmi ditunjuk pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Sementara otu, Israel sendiri justru telah mencari Sinwar dan beberapa petinggi Hamas lainnya sejak akhir tahun 2023 lalu. Mereka bahkan menawarkan imbalan sebesar Rp6,4 miliar bagi siapa saja yang menemukan tokoh-tokoh penting Hamas tersebut.
Yahya Sinwar atau yang juga dijuluki sebagai “Abu Ibrahim” ini merupakan pria kelahiran Khan Yunis pada tahun 1962.
Keluarganya berasal dari daerah Ashkelon yang kemudian diusir oleh Zionis saat meletus peristiwa Nakba pada 1948.
Pria berambut putih itu pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Putra Khan Yunis. Ia lantas menempuh bangku kuliah di Universitas Islam Gaza dan lulus sebagai seorang sarjana Bahasa Arab.
Sinwar menghabiskan masa perkuliahannya dengan menjadi aktivis. Ia pernah mengikuti BEM selama lima tahun dan aktif di forum diskusi mahasiswa.
Sinwar juga sempat menduduki jabatan penting di kampus. Di antaranya seperti sekretaris panitia teknis, Komite Olahraga, wakil presiden mahasiswa, presiden mahasiswa, hingga kembali menjadi wakil presiden mahasiswa pada 1982.
Di tahun yang sama, Sinwar sudah ditangkap Israel dan dimasukkan ke penjara Al-Faraa selama enam bulan karena aktivitas perlawanannya pada negara Yahudi tersebut.
Pria dengan keteguhan pendirian itu juga pernah ikut serta dalam pembentukan rintisan Dinas Keamanan Gerakan (Keamanan Dakwah) yang dipimpin oleh Syekh Ahmad Yassin pada 1983.
Tiga tahun berikutnya, ia ditugaskan Syekh Yassin untuk mendirikan Organisasi Jihad dan Dakwah (Majd). Bahkan sempat menjadi salah satu pemimpin yang paling populer.
Di organisasi tersebut, nama Sinwar kembali di-notice oleh zionis Israel. Sebab, Sinwar punya peran untuk mencari dan menghukum para pelanggar hukum moralitas Islam dan warga Palestina yang bekerja sama dengan Israel.
Sinwar lalu bergabung dengan Hamas setelah beberapa saat organisasi ini dibentuk oleh Syekh Ahmad Yassin pada 1987.
Tahun berikutnya, ia kembali ditangkap oleh Israel dan dijatuhi empat hukuman seumur hidup sekaligus atau setara dengan 426 tahun penjara.