Tip Mengatasi Gejala Putus Rokok
Share
PENUTUR.COM – Merokok kelihatannya semakin tidak diminati kaum muda. Perlahan tapi pasti, jumlah perokok semakin menurun.
Data WHO tahun 2017 menunjukkan penurunan jumalh perokok, yang semula 1,32 miliar di 2015 turun menjadi 1,30 di tahun 2017. Dan pada 2025 diperkirakan jumlahnya menjadi 1,27 miliar.
Walau ada penurunan, jumlah perokok masih sangat banyak. Maklum, rokok membuat penggunanya kecanduan sehingga kesulitan untuk berhenti meskipun mereka sudah terkena penyakit dampak merokok.
Seringkali, perokok yang mengaku sudah insyaf, kembali lagi merokok dalam hitungan hari, bahkan jam. Ini akibat adanya gejala “putus obat” dari nikotin.
Gejala “putus obat” dimulai hanya beberapa jam setelah mengisap rokok terakhir, setelah itu terus meningkat dan mencapai puncaknya dalam 3-5 hari.
Secara fisik, perokok akan merasakan sakit kepala, kesemutan di tangan dan kaki, berkeringat, nyeri atau keram perut, sakit tenggorokan, batuk, dan gangguan pernapasan.
Sedangkan secara emosional, mood perokok naik turun, cepat tersinggung, cemas, sulit tidur, sulit konsentrasi, bahkan depresi.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk membantu mencegah gejala tersebut, antara lain:
Terapi Pengganti Nikotin
Ada jenis terapi, antara lain patches (koyo), permen, permen karet, semprotan hidung, dan inhaler mengandung nikotin.
Tujuan penggunaannya adalah mengurangi ketergantungan nikotin. Cara ini memberikan dosis rendah dari nikotin, tapi tanpa akibat buruk tar dan bahan lainnya.
Tapi, jangan merokok selama terapi ini, karena bisa menghasilkan kadar beracun dari nikotin dalam darah.
Akupuntur
Terapi tusuk jarum bisa melepaskan endorfin yang bisa membantu mengurangi gejala putus obat dari nikotin. Caranya dengan menekan 3 titik pusat di seputar telinga secara berurutan bila keinginan untuk merokok timbul.
Obat-obatan
Antidepresan golongan bupropion bisa meningkatkan neurotransmitter dopamin (pengantar saraf) di otak, yang akan memberikan efek seperti nikotin.
Hipnotis
Hipnoterapi bisa membantu orang untuk menghentikan kebiasaan merokok. Saat pasien dalam keadaan rileks, secara bawah sadar diberikan motivasi dan penegasan.
Berikut ini beberapa tip dari mantan perokok yang sukses berhenti merokok:
- Hindari situasi yang membuat Anda ingin merokok
- Tentukan aturan dimana Anda tidak boleh merokok, misalnya di kamar tidur, kantor, atau di depan anak.
- Sembunyikan asbak dan korek api.
- Simpan rokok di tempat yang tak gampang diambil.
- Jangan beli rokok sampai rokok yang terakhir habis
- Kunyah sesuatu bila Anda merasa ingin merokok, bisa permen, tusuk gigi, pensil, bahkan jari Anda.
- Bila Anda merokok untuk melepaskan ketegangan, carilah cara lain. Cobalah minum air, jalan-jalan, teknik relaksasi, atau senam ringan.
- Lakukan teknik pernapasan. Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Atau coba tarik napas lewat mulut dan hembuskan seperti saat Anda merokok
- Ceritakan kepada rekan-rekan Anda mengenai rencana berhenti merokok. Komitmen di depan publik bisa membantu memantapkan niat.
- Dukungan dari pasangan (yang tidak merokok tentunya) bisa membantu untuk selalu ingat dengan niat Anda..
- Beri hadiah kepada diri sendiri. Nonton atau makan enak dari hasil ‘tabungan’ Anda selama tidak merokok.
- Ketahuilah bahaya merokok, agar Anda tetap sadar akibatnya.
- Jangan pernah punya pendapat “Sekali perokok tetap perokok”