Teroris Moskow Tertangkap, ISIS Berusaha Keras Mengaku sebagai Pelaku Teror Tapi Tak Dipercaya
Share
Pidato Donald Trump pada 2016 bahwa “Obama adalah pendiri ISIS” dan “co-founder adalah Hilary Clinton” kembali viral.
Begitu juga video wawancara Paul Wiliams, mantan Konsultan Counter-Terrorism FBI yang menyatakan “We created ISIS”.
Tonton kedua video tersebut pada bagian akhir tulisan.
Foto Jenderal Milley bersama Ryan McCarthy, Undersecretary of the Army, dan Robert Caslen, USMA Superintendent LTG di Combatting Terrorism Center West Point juga viral kembali. Kenapa? Di ruang rapat West Point, tampak bendera ISIS difigura dengan rapi dan dipajang di dinding, seperti sebuah suvenir.
Jadi, narasi Israel dan beberapa negara NATO seperti senjata makan tuan: menuduh ISIS sebagai pelaku teror namun publik mengetahui bahwa Amerika Serikat dan Israel ada di belakang ISIS.
Negara-negara lain menahan diri untuk tidak menuding ISIS namun tidak dengan PBB, Amerika Serikat, dan Prancis.
Di ucapan bela sungkawanya, Amerika Serikat tegas menuding ISIS. “Amerika Serikat dengan tegas mengutuk serangan teroris yang keji di Moskow,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre. Ia menambahkan bahwa “ISIS [ISIL] adalah musuh teroris bersama yang harus dikalahkan di mana pun.”
Juga ada Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia mengatakan “dengan tegas mengutuk serangan teroris yang diklaim oleh Negara Islam [ISIL],” dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Istana Elysee.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan “Kami menganggap serangan yang terjadi di Moskow itu sama sekali tidak dapat diterima dan kami mendorong semua negara untuk bekerja sama satu sama lain agar memastikan bahwa ISIS tidak akan memiliki kapasitas untuk melakukan serangan di tempat lain di dunia.”
Israel, melalui Mossad, juga mengucapkan bela sungkawa sekaligus menjadikan Islam sebagai kambing hitam di akun twitter.com/mossadil.
“Hati kami berduka cita untuk rakyat Rusia yang menyaksikan kekejaman terorisme Islam.
Sebuah ideologi dan keinginan akan sebuah khilafah adalah kebalikan dari kebebasan rakyat.”
Mossad juga menyatakan bahwa seluruh dunia “mesti bersatu melawan terorisme Islam dan mendukung Israel yang memimpin perjuangan”.
Israel tidak lagi bersembunyi dengan ambisinya, juga tidak menolak keras bahwa mereka mendukung dan membiayai ISIS.
Ada banyak info yang beredar tentang keterlibatan Israel di ISIS. Mulai dari pengakuan Abu Hafs komandan ISIS yang tertangkap di Libya.
Abu Hafs kemudian diketahui sebagai agen Mossad dengan nama Benyamin Efraim (tonton videonya pada bagian akhir tulisan).