Standar Ganda, FIFA Tolak Skorsing Israel: Sepak Bola Bukan Sarana Penyelesaian Politik
Share

PENUTUR.COM — Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan bahwa FIFA tidak bisa menjadi pihak yang menyelesaikan konflik politik global, termasuk desakan untuk menskors tim nasional Israel dari sepak bola internasional.
Hal itu disampaikan Infantino usai memimpin rapat dewan FIFA di Zurich, Kamis (2/10).
Infantino menekankan kepada 37 anggota dewan FIFA tentang pentingnya menjadikan sepak bola sebagai sarana persatuan.
“FIFA tidak dapat memecahkan masalah geopolitik. Namun, FIFA dapat dan harus mempromosikan sepak bola dengan nilai-nilai pemersatu, pendidikan, budaya, dan kemanusiaannya,” kata Infantino dalam siaran pers resmi.
FIFA tidak menggelar konferensi pers usai rapat, dan Infantino menolak untuk diwawancarai.
Diketahui, beberapa federasi sepak bola Eropa, termasuk Norwegia dan Turki, mendesak UEFA untuk menggelar pemungutan suara terkait skorsing Israel dari kompetisi internasional.
Langkah ini muncul di tengah konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun di Gaza.
Turki bahkan meminta secara langsung kepada UEFA dan FIFA agar Israel disingkirkan dari turnamen resmi.
Namun, dukungan dari Amerika Serikat yang menyatakan akan melindungi status Israel di dunia sepak bola membuat peluang skorsing tersebut semakin kecil.
Meski menghadapi tekanan internasional, timnas Israel tetap dijadwalkan menjalani laga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Mereka akan bertandang ke Oslo untuk melawan Norwegia pada 11 Oktober, sebelum menghadapi Italia di Udine pada 14 Oktober.
Dorongan skorsing Israel sempat mereda setelah adanya proposal perdamaian yang diumumkan Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
Proposal tersebut juga mendapat sambutan dari sejumlah pemerintah Timur Tengah, termasuk Qatar, yang dikenal sebagai sekutu dekat UEFA dan presidennya, Aleksander Čeferin.
Pertemuan dewan FIFA kali ini turut dihadiri Čeferin serta Nasser Al-Khelaifi, Ketua Asosiasi Klub Sepak Bola Eropa sekaligus Presiden Paris Saint-Germain, yang juga memiliki kedekatan dengan pemerintahan Qatar.
Sikap FIFA terhadap Israel ini menimbulkan perdebatan, mengingat badan sepak bola dunia itu mengambil keputusan berbeda ketika menghadapi konflik Rusia–Ukraina.
Kala itu, FIFA langsung menjatuhkan larangan terhadap tim nasional Rusia untuk tampil dalam ajang internasional.