Sosok Aulia Risma Lestari, Mahasiswi PPDS Anestesi Undip yang Bunuh Diri Diduga Jadi Korban Bullying
Share
PENUTUR.COM – Kasus mahasiswi kedokteran Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro bunuh diri yang terjadi di lingkungan salah satu kampus terbaik di Indonesia menjadi sorotan publik.
Bahkan sampai saat ini postingan kasus tersebut sedang viral di media sosial X.
Diketahui, korban bernama Aulia Risma Lestari asal Tegal yang tercatat sebagai ASN di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Dirinya saat ini tengah menempuh studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Ia dilaporkan bunuh diri dengan menyuntikkan obat bius jenis Roculax. Diduga Aulia Risma Lestari mengakhiri hidup usai dibully selama menjalani masa pendidikan.
Informasi yang dihimpun dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), nama Aulia Risma Lestari tercatat sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro.
Ia masuk mulai tahun 2022 dengan mengambil program studi spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Hingga tahun ajaran 2023/2024 semester ganjil, statusnya sebagai mahasiswa dinyatakan aktif.
Sebelum menempuh pendidikan PPDS Anestesi Undip Semarang, ARL merupakan lulusan Universitas Islam Sultan Agung.
Dirinya meraih gelar sarjana Pendidikan Dokter sejak pertama kali kuliah di kampus tersebut pada tahun 2011.
Dikutip dari berbagai sumber, ARL merupakan seorang dokter muda kelahiran tahun 1994. Di usianya yang baru menginjak 30, ia sudah bertugas di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Di sela-sela tugasnya, dirinya lantas mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip Semarang. Selama ini, ia dikenal sebagai sosok mahasiswa berprestasi.
Namun demikian, Dokter ARL justru ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, d Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, pada hari Senin, 12 Agustus 2024. Ia sudah dalam kondisi tergeletak dan tak bernyawa.
ARL yang sedang menempuh pendidikan PPDS Undip itu bunuh diri. Ia diduga mengakhiri hidupnya akibat mengalami bully alias perundungan.
Sebuah buku harian ditemukan di kamar kos ARL. Menurut Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, sang dokter menuliskan lewat buku harian bahwa ia mengeluh selama menjadi mahasiswi kedokteran sembari menceritakan perbuatan seniornya di tempat praktik.
Orang tua korban juga disebut pernah mendapatkan cerita yang sama hingga sudah tidak kuat menjalani pendidikan spesialis. “Sudah curhat sama ibunya, anak itu minta resign, sudah nggak kuat,” ucap Kompol Agus Hartono.