Sempat Ditarik dari Peredaran, Film Kupu-kupu Kertas Kini Kembali Tayang di Bioskop
Share
PENUTUR.COM – Sempat tayang pada 7 Februari lalu dan ditarik kembali dari peredaran, kini film Kupu Kupu Kertas’ bakal bisa dinikmati kembali di bioskop pada 26 September 2024.
Film yang disutradarai oleh Emil Heradi ini dibintangi oleh Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Iwa K, Reza Oktovian, Samo Rafael, Fajar Nugra, Ayu Laksmi, dan Seroja Hafiedz ini berkisah di tahun 1965.
Agar dapat menghayati karakter Ning, Amanda Manopo butuh waktu beradaptasi. Sebelum syuting, Amanda mengaku sempat tak percaya diri dan alami sakit demam.
“Jujur saja, aku stres sebelum syuting dan aku alami demam hinggw 3 hari. Akhirnya sempat of nggak syuting. Aku pressure banget memerankan karakter ini,” kata Amanda Manopo, di XXI Epicentrum Jakarta, Kamis (19/9).
Hal serupa dikatakan Chicco Kurniawa, terkait peran yang diperankan sehingga membuat dirinya lebih memahami sejarah. “Aku jadinya melek sama kejadian ini. Jadi pas reading tuh kita dikasih banyak cerita tentang sejarah,” katanya.
Dikatakannya, film Kupu-Kupu Kertas membuat kesadaran akan sejarah menjadi sangat penting supaya peristiwa serupa tidak terulang kembali.
Seperti diketahui, film ini turun layar untuk menghormati masa tenang jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024.
“Film Kupu-Kupu Kertas undur diri untuk sementara waktu, sampai dengan waktu yang akan ditentukan di kemudian hari oleh tim programmer agar masa tenang pemilu dapat dilalui dengan lebih adem. Buat yang belum berkesempatan nonton, ditunggu re-release-nya ya!,” tulis akun X/Twitter bercentang biru @Txtanakbioskop.
Diceritakan, film ini mengambil latar cerita pada tahun 1965 di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Di sana hidup seorang pemuda bernama Ikhsan diperankan Chicco Kurniawan yang berasal dari keluarga bagian dari organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU).
Diam-diam, Ikhsan menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Ning (Amanda Manopo) keluarganya merupakan anggota Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Pada awalnya, Ikhsan dan Ning tidak mempermasalahkan perbedaan latar belakang di antara mereka. Namun, keadaan yang semakin memanas antara simpatisan PKI dan NU membuat kedua anak muda tersebut dilema.***