Sebabkan Cuaca Berubah-Ubah, Simak Perbedaan El Nino dan La Nina
Share
PENUTUR.COM – Perubahan cuaca yang terjadi sekarang ini kerap membuat orang kebingungan. Siang hari terasa sangat panas seolah matahari berada di ubun-ubun kepala.
Sedangkan saat malam hari kondis berubah sebaliknya, awa terasa dingin menusuk tulang bahkan tak jarang disertai angina kencang.
Tak hanya itu, kondisi cuaca juga menjadi susah ditebak. Saat akan keluar rumah, pertanyaan yang muncul hari ini bakalan hujan atau justru malah panas?
Hal ini karena semuanya menjadi tak mudah diprediksi Padahal,normalnya yang terjadi di Indonesia setiap memasuki bulan Mei maka akan datang musim kemarau. Tapi, kenapa hujan masih sering turun pada pertengahan tahun ini?
Selidik punya selidik ternyata ini ulahnya El Nino dan La Nina. Siapa sih mereka… Seperti nama dua orang anak kembar?
Begini penjelasannya. El Nino dan La Nina merupakan fenomena berubahnya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik.
El Nino adalah meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sebelah timur. Kondisi ini menyebabkan air laut lebih hangat bergeser dari bagian barat Samudra Pasifik, atau dekat Papua kearah timur, dekat Peru.
Sedangkan La Nina merupakan kebalikannya. Permukaan air laut di Samudra Pasifik suhunya menurun sehingga air hangat bergeser dari bagian timur Samudra Pasifik sekat Peru kearah barat, dekat Papua
Lalu, bagaimana El Nino dan La Nina bisa terjadi? El Nino menyebabkan suhu udara di bagian barat (dekat Papua) menjadi rendah dan tekanan udara menjadi tinggi.
Sesuai dengan prinsip angin, saat peristiwa ini terjadi, angin pasat bergerak dari dekat Papua (bertekanan udara tinggi) menuju ke Peru (bertekanan udara rendah).
Angin pasat tersebut bergerak membawa uap air. Nantinya, uap air ini akan berkumpul menjadi awan di atas kolam panas dekat Peru sehingga membuat terjadinya musim penghujan di wilayah Peru dan sekitarnya.
Sementara itu, La Nina menyebabkan suhu udara di bagian barat (dekat Papua) menjadi tinggi dan tekanan udara menjadi rendah.
Saat La Nina terjadi, angin pasat bergerak dari dekat Peru (bertekanan udara tinggi) menuju ke dekat Papua (bertekanan udara rendah).
Uap air yang dibawa angin pasat ini akan membentuk awan di atas wilayah kolam panas dekat Papua. Dengan demikian, La Nina memicu terjadinya tingginya curah hujan di Indonesia.
Ciri-Ciri El Nino dan La Nina
Meskipun sama-sama merupakan fenomena perubahan cuaca, tetapi keduanya tetap memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu:
El Nino
1. Peningkatan suhu air laut
2. Angin pasat bergerak dari arah barat (Papua) ke timur (Amerika Selatan)
3. Rendahnya curah hujan di dekat Papua (Indonesia)
4. Tingginya curah hujan di dekat Peru (Amerika Selatan)
5. Musim kemarau yang lebih panjang di Indonesia.
La Nina
1. Penurunan suhu air laut
2. Angin pasat bergerak dari arah timur (Amerika Selatan) ke barat (Papua) dengan lebih kencang
3. Tingginya curah hujan di dekat Papua (Indonesia)
4. Rendahnya curah hujan di dekat Peru (Amerika Selatan)
5. Musim hujan yang lebih panjang di Indonesia
Lantas, fenomena perubahan cuaca apa yang sedang dirasakan di Indonesia. Normalnya musim kemarau di Indonesia jatuh pada bulan April-Oktober, sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober-April.
Nah, jika hujan masih sering datang di bulan Mei ini (yang seharusnya musim kemarau), menandakan La Nina sedang bertamu ke Indonesia.
Sementara itu, jika pada akhir hingga awal tahun matahari masih bersinar dengan teriknya di siang hari tetapi cuaca menjadi lebih dingin di malam hari, menandakan El Nino sedang berkunjung.