Salwan Momika, Pria Irak Anti-Islam yang Bakar Alquran Dilaporkan Tewas di Norwegia
Share
PENUTUR.COM – Seorang pria Irak yang dikenal anti-Islam bernama Salwan Momika ditemukan tewas di Norwegia. Salwan terkenal karena aksinya yang viral ketika membakar Alquran di depan umum di Swedia.
Ia kemudian diusir oleh Stockholm dan diberikan suaka di Norwegia. Dilansir dari Pakistan Observer pada Rabu (3/4/), sebuah laporan tidak resmi menunjukkan bahwa Salwan Momika ditemukan tewas. Kendati demikian, otoritas Norwegia belum mengeluarkan pernyataan apa pun tentang kabar ini.
Kabar meninggalnya Salwan Momika pertama kali diunggah oleh Radio Genoa dalam sebuah postingannya di media sosial X.
“Tubuh tak bernyawa pengungsi Irak dan kritikus Islam Salwan Sabah Matti Momika telah ditemukan di Norwegia. Momika dikenal karena mengorganisir demonstrasi di Swedia di mana dia membakar Alquran di depan umum beberapa kali.”
Tetapi postingan itu kemudian dihapus dari media sosial. kemudian menggantinya dengan menyatakan, “Mereka yang mengumumkan kematian Momika dengan lebih dari 1 juta impresi menghapus tweet tersebut. Kami sedang menunggu konfirmasi lebih lanjut.”
Bulan lalu, Momika turun ke media sosial di mana dia menyebutkan tiba di Norwegia dan sekarang berada di bawah perlindungan otoritas Norwegia. Pria garis keras itu bersumpah akan melanjutkan gerakan anti-Islam.
Momika yang berasal dari keluarga Kristen di Iraq dan menyatakan dirinya atheis, mengatakan dia siap apapun risikonya. Dia biasa mengadakan demonstrasi di dekat kedutaan besar negara-negara Muslim untuk memicu kemarahan rakyat.
Swedia memutuskan untuk mengusirnya karena dianggap telah memicu kemarahan dan kritik di beberapa negara Muslim, sehingga menyebabkan kerusuhan di banyak daerah. Dia saat ini sedang diselidiki oleh pihak berwenang Swedia karena menghasut kebencian terhadap kelompok etnis di Swedia.
Tindakannya dipublikasikan secara luas di Turki, serta negara-negara lain. Aksinya dilaporkan berkontribusi pada penundaan keanggotaan Swedia di NATO. Tindakan kejamnya menyebabkan ketegangan diplomatik yang signifikan.