Romahurmuziy Protes dengan Lonjakan Suara Tak Wajar PSI
Share
PENUTUR.COM – Dalam perhitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) perolehan suara PSI (Partai Solidaritas Indonesia) mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Lonjakan kenaikan tersebut mendapat sorotan dari sejumlah pihak. Pasalnya, dalam quick count yang dirilis sejumlah lembaga survei PSIhanya mendapatkan suara sekitar 2 persen, yang artinya partai dengan Ketumnya Kaeang Pangarep itu tak lolos ambang batas parlemen 4 persen.
PSI mulanya mengantongi 2.291.882 suara atau 3 persen pada Jumat (1/3) pukul 06.00 WIB, berdasarkan 65,34 persen data yang masuk ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Suara PSI kemudian naik ke 2.395.363 atau 3,12 persen pada Sabtu (2/3) pukul 11.00 WIB alias naik 103.481 suara hanya dalam 30 jam.
Pada Minggu (3/3) pukul 07.00 WIB, suara PSI bahkan terus bertambah menjadi 2.403.013 alias 3,13 persen. Data Sirekap KPU menunjukkan sudah ada 65,79 persen suara yang masuk.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy memprotes kejanggalan suara PSI yang meledak hingga 3,13 persen. Ia menduga ada operasi ‘sayang anak’ di balik fenomena lonjakan suara PSI.
Romy membandingkan lonjakan suara PSI dengan penurunan angka yang dialami PPP. Ia sampai-sampai menyenggol akun KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di akun Instagram pribadinya.
“Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, operasi ‘sayang anak’ lagi?” ucap Romy di akun @romahurmuziy pada Sabtu (2/3).
Romy mendesak KPU dan Bawaslu mengusut kejanggalan ini. Bahkan, ia mengancam akan menyeret persoalan ini ke dalam penggunaan hak angket.
“Kalau ini tidak dikoreksi, @dpp.ppp akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama!” tuntut Romy.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menduga ada upaya penggiringan opini di balik perolehan suara partainya yang terus naik. Ia mempertanyakan mengapa hanya suara PSI yang menjadi sorotan.
“Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” ucap Grace dalam keterangan tertulis.