Resmi, Presiden Jokowi Lantik Hadi Tjahjanto dan AHY
Share
PENUTUR.COM – Kabar rencana reshuffle yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo yang berhembus belakangan ini akhirnya terjawab. Hari Rabu, (21/2) Jokowi resmi melantik dua nama untuk menduduki posisi yang kosong di Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Dua nama tersebut adalah Hari Tjahjanto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masing-masing didapuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)
Hadi Tjahjanto menggantikan Mahfud MD yang maju sebagai wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo sementara AHY menempati posisi yang ditinggalkan Hadi Tjahjanto.
Pelantikan pun digelar di Istana Negara pada pukul 11.00 WIB yang diawali dengan menyanyikan lagi kebangsaan Indonesia Raya.
Prosesi pelantikan diawali dengan membacakan keputusan presiden. Jokowi kemudian mengambil sumpah dan janji jabatan menteri dan diikuti Hadi Tjahjanto dan AHY.
“Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara,” ucap Jokowi membacakan sumpah jabatan.
“Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab,” lanjutnya.
Sebelumnya pada kemarin Selasa 20 Februari 2024 terdengar kabar bahwa Jokowi akan melantik dua nama tersebut. Hal tersebut sempat ditanggapi oleh Ahmad Sahroni yang merupakan Wakil Ketua Komisi III DPRRI.
Sahroni mengaku sudah mendengar informasi soal rencana perombakan kabinet tersebut. Namun, ia mengaku jika sosok Hadi Tjahjanto yang merupakan mantan Panglima TNI menjadi pilihan yang tepat menduduki posisi Menkopolhukam.
“Tapi kalau benar, itu pilihan Jokowi yang super ciamik,” kata Sahroni yang juga politisi Partai Nasdem ini.
Kendati begitu ada pemandangan menarik saat prosesi pelantikan dimana tidak tampak sosok Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang sempat berseteru memperebutkan Partai Demokrat.
Dalam proses perebutan itu, Moeldoko kalah di pengadilan, dan Partai Demokrat tetap dah dibawah kepemimpinan AHY sebagai Ketua Umum serta Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.