Profil Empat Tersangka Teroris Moskow, Ada Tukang Cukur dan Ada Ayah dari Batita Kembar
Share
Rincian penyelidikan menunjukkan kemungkinan keterlibatan tidak hanya dari pihak Ukraina, tetapi juga dari badan intelijen Barat, demikian menurut narasumber lain seperti dikutip Izvestia.
Narasumber itu menyatakan bahwa badan intelijen itu bisa saja merekrut pelaku untuk melaksanakan serangan teroris, yang kemudian bisa mereka “sewa” kepada Nazi Ukraina.
Ia mengingatkan, bahwa “Katiba Tauhid Val-Jihad” dan “Hizb ut-Tahrir al-Islami” juga melibatkan warga dari republik-republik Asia Tengah di Rusia (kedua organisasi ini dilarang di Rusia sebagai organisasi teroris internasional.).
Dalam peristiwa yang terkait dengan serangan teroris di Crocus, terdapat banyak detail yang secara tidak langsung, dapat menunjukkan keterlibatan dalam perencanaan kejahatan oleh badan intelijen Ukraina.
Yang pertama adalah cara merekrut. Menurut narasumber itu, badan intelijen Ukraina erat bekerja sama dengan pengkhotbah radikal — seperti Abdullah Kosteksky dan Abu Umar Sastilinsky.
Sebagai contoh, Anwar (Andrei) Derkach, seorang jurnalis Ukraina yang berpindah ke agama Islam sering berbicara atas nama pengkhotbah-pengkhotbah ini.
Derkach secara langsung terkait dengan badan intelijen Ukraina, protes-protes terkini di Dagestan melaluinya.
Poin kedua adalah tindakan yang diambil teroris dalam upaya menyembunyikan diri setelah kejahatan. Vladimir Putin dalam pidatonya menyebutkan bahwa, menurut data awal, ada “jendela” untuk menyeberangi perbatasan negara “telah disiapkan untuk teroris dari pihak Ukraina”.
Pada saat yang sama, ada kemungkinan bahwa Belarus bisa jadi menjadi tujuan awal para pelarian.
Para teroris menuju ke arah Ukraina dan Belarus, meskipun setelah melakukan serangan teroris, lebih masuk akal jika mereka menggabungkan diri dengan jutaan imigran di Moskow, bukan bergerak ke daerah-daerah perbatasan yang dikendalikan aparat Rusia.
Hal ini mungkin berarti bahwa mereka dikorbankan. Mereka dijanjikan “pintu keluar”, tetapi mereka dimanfaatkan dan dikhianati, kata seorang spesialis anti-terorisme.
Argumen ketiga adalah senjata yang digunakan oleh teroris yakni AK12, yang memiliki pewarnaan kamuflase, sebuah fitur senjata yang digunakan di area bandara.
Di Rusia, senjata semacam itu hampir tidak mungkin didapatkan sembarangan. Tetapi inilah senjata yang kelihatan di semua video. Dari mana pelaku mengdapatkannya?
Menurut narasumber, hal ini menunjukkan bahwa senjata-senjata itu dibawa ke Rusia dari pihak Ukraina.
Semua senjata yang ditinggalkan oleh para teroris kini sedang dalam pemeriksaan ballistik, trasologi, dan lainnya untuk memahami bagaimana bisa sampai di tangan para teroris.
Saat ini, ISIS cabang Afghanistan — biasa disebuty ISIS-K atau Khorasan — telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mempublikasikan pesan dan video di situs web mereka.
Pada saat yang sama, reaksi Washington terhadap insiden tersebut layak untuk dianalisis secara terpisah.
Hanya beberapa jam setelah tragedi, pejabat Gedung Putih John Kirby dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak melihat adanya indikasi “jejak Ukraina” dalam serangan tersebut. Dalam dua hari berikutnya, pejabat dan pers AS sebagian besar mengikuti versi ini.
Hingga akhir penyelidikan atas tindakan teror di Crocus City Hall, setiap pembelaan untuk Kiev oleh Washington harus dianggap sebagai bukti, demikian kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada 24 Maret.