Tuai Kontroversi, LSF Pastikan Film Kiblat Belum Lulus Sensor
Share
PENUTUR.COM – Film layar lebar berjudul Kiblat menuai kontroversi dari masyarakat lantaran posternya dianggap melakukan kampanye hitam terhadap agama Islam. Terkait hal itu Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Ervan Ismail mengungkapkan bahwa film Kiblat belum lulus sensor dari LSF.
Ervan menyebutkan yang sudah lulus sensor baru iklan atau poster promosi film tersebut. Iklan atau poster promosi film telah mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS).
“Film Kiblat belum masuk sensor LSF. Untuk iklannya sudah ada STLS sebagai iklan film, poster film tepatnya,” kata Ervan, Ahad (24/3).
Dijelaskan Ervan, sensor tersebut berdasarkan Permendikbud Nomor 14 tahun 2019 Tentang Pedoman dan Kriteria Penyensoran.
Melihatnya kontroversi yang muncul terkait poster film kiblat, Ervan menyebut yang berhak menarik kembali poster tersebut adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi dengan menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk LSF.
“Poster merupakan bagian dari promosi atau iklan. Kewenangan ada pada menteri (Mendikbud) atas masukan dari berbagai pihak, termasuk LSF,” kata Ervan.
Ketika ditanya, apakah LSF akan menggelar rapat khusus mengenai film ‘Kiblat’, Ervan menyebut pihaknya akan memantau terus perkembangan mengenai kontroversi film besutan sutradara Bobby Prasetyo tersebut.
“Belum ada rencana(rapat khusus) tapi kami terus pantau perkembangannya,” kata Ervan.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah KH Cholil Nafis memprotes keras film ‘Kiblat’. Kiai Cholil menilai film yang dibintangi Youtuber Ria Ricis tersebut melakukan kampanye hitam terhadap ajaran agama Islam.
Dalam poster promosi film ‘Kiblat’ digambarkan seorang sedang menjalankan ibadah shalat dalam posisi rukuk. Tubuhnya menghadap kiblat, namun wajahnya terbalik, justru menghadap arah langit.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram kok, judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang salat. Kalau ini benar, sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” kata Cholil Nafis seperti diunggah di akun Instagram-nya @cholilnafis, Ahad (24/3).
Menurut Kiai Cholil, film kiblat besutan sutradara Bobby Prasetyo tersebut menggunakan promosi yang sensitif. Judul kiblat juga kata dia justru mendiskreditkan agama.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” ujar KH Cholil Nafis seperti di kutip dari Tribunnews.com.
Diketahui, Leo Pictures Bekerja sama dengan Legacy Pictures dan 786 Production akan menayangkan film ‘Kiblat’ pada tahun ini, namun belum ada tanggal pasti penayangannya.