Nilai Tukar Rupiah Anjlok Sentuh Angka Rp16.600 per USD, Apa Saja Faktor Penyebabnya?
Share

PENUTUR.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Selasa (25/3). Rupiah sempat menembus Rp16.620 dan menjadikan titik terlemahnya.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 42 poin atau 0,26 persen ke level Rp16.610 per dolar AS, dari posisi penutupan sebelumnya di Rp16.568 per dolar AS.
Sampai dengan siang ini, sekitar pukul 11.33 WIB nilai tukar rupiah masih bertengger di kisaran Rp16.601 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) memastikan, pada Selasa (25/3), akan melakukan intervensi demi menjaga stabilitas mata uang.
“Ketidakpastian global masih berkaitan dengan dampak kebijakan tarif Trump serta gejolak geopolitik, termasuk efek perang dagang terhadap China dan banyak negara emerging market di Asia,” ujar Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Fitra Jusdiman, kepada Reuters, Selasa (25/3).
Sementara itu, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, pelemahan rupiah lebih disebabkan oleh sentimen negatif dalam negeri ketimbang faktor eksternal.
“Jika kita melihat posisi DXY [indeks dolar AS], memang berada dalam titik konsolidasi yang tinggi yaitu di 104. Tapi perlemahan rupiah ini lebih ke sentimen negatif dalam negeri,” ujarnya, Selasa (25/3).
Ia menyoroti ketidakpastian politik serta kebijakan yang belum sepenuhnya diterima oleh investor asing. “Ini terlihat dari bond yield [imbal hasil obligasi bertenor] 10 tahun kita yang semakin melemah ke angka 7,2 persen,” katanya.
Michael juga membandingkan kondisi Indonesia dengan Turki, yang sempat mengalami pelemahan lira hingga 12 persen serta penurunan indeks saham sebesar 7 persen dalam sehari.
Terkait intervensi BI, ia menilai langkah tersebut kurang efektif karena berpotensi membebani cadangan devisa dalam jangka menengah dan panjang.