Mengenal Gangguan Tidur, Mulai dari Insomnia sampai Sleep Terror
Share
PENUTUR.COM – Tidur tak sekadar memejamkan mata. Tidur sangat berhubungan dengan kesehatan tubuh karena penting untuk restorasi, memulihkan kembali tenaga.
Saat tidur, tubuh akan menetralisir toksin, terjadi pembelahan sel, dan perbaikan jaringan. Otak juga menghapus informasi tak perlu, dan menyimpan memori penting.
Gangguan tidur juga bisa menunjukkan ada masalah kesehatan. Ada gangguan tidur yang berujung pada kegagalan jantung dan paru.
MEKANISME TIDUR
Apa yang terjadi saat kita tidur? Masa tidur bisa dibagi dalam dua: REM (Rapid Eye Movement) dan non-REM.
Masa non-REM ini terdiri dari empat tahap.
Tahap ke-1 dinamakan tidur ringan (light sleep).
Lamanya 5-10 menit. Biasanya, Anda masih bisa mendengar suara di sekitar, seperti suara pintu dibuka, meskipun sebenarnya Anda sudah tidur. Bahkan Anda bisa langsung bangun bila nama Anda dipanggil. Pada orang dewasa, tahap ini umumnya sekitar 5 persen dari waktu tidur.
Tahap ke-2 disebut tidur yang sebenarnya (true sleep)
Tidur Anda lebih dalam daripada tahap ke-1, dan disertai mengendurnya napas dan denyut jantung,
Tahap 3 dan 4 disebut tidur yang dalam (deep sleep).
Tahap 4 adalah tidur terdalam, terjadi relaksasi otot dan hanya sedikit pergerakan tubuh Anda akan sulit dibangunkan jika sudah sampai pada tahap ini.
Pada masa REM, denyut jantung meningkat, napas pendek, dan mata Anda tampak bergerak-gerak karena otak Anda aktif.
Saat inilah bisanya Anda bermimpi. Pada orang dewasa muda, masa ini biasanya 20-25 persen, dari waktu tidur.
Tahap-tahap non-REM dan REM bisa terjadi berulang-ulang sepanjang malam.
JENIS GANGGUAN TIDUR
Tidur macam apa yang berkualitas? Intinya, tidur yang baik akan membuat Anda merasa segar setelah bangun dan sepanjang hari tidak mengalami ngantuk.
Umumnya orang dewasa membutuhkan tidur sekitar 8 jam. Tapi, tidur berkualitas tidak berarti harus tidur selama 8 jam. Ada yang cukup dengan 6 jam, tapi ada yang sudah tidur selama 10 jam, tapi tidak juga merasa segar.
Meskipun Anda termasuk orang yang mudah tidur, bukan berarti tidur Anda tidak bermasalah. Ada sekitar 100 jenis gangguan tidur yang secara garis besar ada dalam empat kategori yaitu sulit tidur, mudah tertidur, masalah yang berhubungan dengan jadwal tidur, dan gangguan perilaku ketika tidur.
Insomnia. Ini adalah masalah tidur yang paling sering dikeluhkan. Masalah insomnia termasuk keadaan sulit tidur, sulit mempertahankan tidur, sering terbangun ketika tidur, atau bangun tidur terlalu dini. Keadaan ini dapat bersifat sementara, jangka pendek, atau kronis.
Insomnia erat kaitannya dengan penyakit, depresi, kecemasan, stres, lingkungan yang menyulitkan tidur, kafein, alkohol, perokok berat, tidur siang, kebiasaan tidur terlalu dini, atau menghabiskan waktu di tempat tidur ketika tidak ingin tidur.
Hipersomnia. Kebalikan dari insomnia. Ini adalah gangguan akibat tidur yang berlebihan.
Yang termasuk kelompok ini antara lain obstructive sleep apnea (OSA), yaitu berhentinya pernapasan sementara ketika tidur, lamanya bisa hitungan detik sampai menit.
Pada orang normal, berhenti bernapas sementara pada saat tidur juga terjadi, tapi pada penderita sleep apnea, frekuensi dan durasinya lebih tinggi.
Penyakit ini mulai banyak ditemukan. Gejala awalnya mungkin tidak terlalu terasa, yaitu mengorok, sering bangun mendadak seperti kehabisan napas, lalu segera tidur kembali. Biasanya sleep apnea pertama kali diketahui oleh mitra tidur.
Gangguan tidur ini dapat kembali lagi terus menerus setiap malamnya tanpa diketahui oleh penderita.
Akibatnya kualitas tidur berkurang sehingga memunculkan rasa mengantuk berlebihan pada siang hari.
Gangguan ini terjadi karena adanya penyumbatan jalan napas, misalnya ujung lidah terlalu tertarik ke dalam, atau ada kelainan pada tenggorokan Bila tidak segera ditangani bisa berakibat kegagalan jantung dan paru, bahkan kematian.
Narkolepsi. Gangguan ini juga tergolong hipersomnia, merupakan keinginan tidur yang tidak tertahankan pada siang hari walaupun tidur malamnya cukup.
Gejala mengantuk pada siang hari pada penderita narkolepsi ini jauh lebih berat daripada penderita OSA.
Kadang disertai gejala lain, seperti halusinasi sebelum tidur, badan langsung lemas apabila marah, dan tak bisa langsung bangun dari tidur.
Penyebabnya sendiri masih belum jelas, namun diduga berkaitan dengan masalah saraf.
Masalah tidur lainnya adalah kesulitan dalam mempertahankan jadwal bangun-tidur yang konsisten, sebagai akibat gangguan dalam siklus bangun dan tidur yang normal.
Jika Anda melakukan perjalanan ke wilayah yang berbeda zona waktunya, ‘jam’ tubuh Anda belum terbiasa dengan zona waktu yang baru.
Anda akan mengalami jetlag, yang simptomnya antara lain, sulit tidur, sulit bangun, tidur terputus-putus, yang mengakibatkan rasa ngantuk di siang hari, sakit kepala, dan rasa lemas.
Gangguan siklus ini juga bisa terjadi pada pekerja shift, yang sering berganti jadwal kerja siang dan malam.
Parasomnia. Ini adalah gangguan pada perilaku tidur. Yang termasuk gangguan ini antara lain sleep terror atau mendadak bangun dari tidur dengan ketakutan, berkeringat, denyut jantung yang cepat dan bingung; sleep walking atau berjalan ketika tidur dan tidak diingat atau disadari oleh orang tersebut; sleep bruxism atau gigi berbunyi atau mengerat kedua rahangnya ketika tidur; dan sleep talking atau mengigau.
Apabila Anda merasa memiliki gangguan tidur, cobalah periksakan diri Anda ke dokter.
Faktor-faktor yang mengganggu tidur harus diperiksa melalui anamnesis yang menyeluruh.
Yang penting dicari dulu hal yang mungkin menjadi penyebab, misalnya masalah psikologis, penggunaan obat-obatan, alkohol, atau adanya masalah kesehatan.
Night Terror/ Sleep Terror. Teror tidur atau teror malam ini termasuk parasomnia. Dikutip dari artikel di mayoclinic.org , teror tidur berbeda dari mimpi buruk karena orang yang mengalami teror tidur tetap tertidur, sementara orang dengan mimpi buruk biasanya bangun dan mungkin mengingat detailnya.
Anak-anak cenderung tidak mengingat teror tidur mereka di pagi hari, sedangkan orang dewasa mungkin ingat sebagian dari mimpi selama teror tidur.
Teror tidur umumnya terjadi pada bagian awal tidur malam dan jarang terjadi saat tidur siang.
Selama teror tidur, seseorang dapat mulai berteriak, berteriak, menangis, duduk di tempat tidur dengan ekspresi takut, menatap dengan mata terbelalak, berkeringat, bernapas berat, memiliki denyut nadi yang cepat, wajah memerah, dan pupil membesar.
Selain itu, mereka mungkin menendang, menolak, sulit bangun dan bingung jika terbangun, tidak dihibur atau ditenangkan, serta memiliki sedikit atau tidak ada ingatan tentang peristiwa tersebut keesokan paginya.
Ada kemungkinan juga bahwa seseorang yang mengalami teror tidur dapat bangun dari tempat tidur, berlari di sekitar rumah, atau menunjukkan perilaku agresif jika diblokir atau ditahan.