LOADING

Ketik di sini

Gaya Hidup

Mendeteksi Dini Gejala Diabetes

Share
Mengetes gula darah. Foto: stanias @Pixabay

PENUTUR.COM – Dari makanan yang masuk ke tubuh, kita memperoleh glukosa atau gula darah yang akan berubah menjadi energi. Tapi, selalu ada sisa glukosa yang belum berubah menjadi energi.

Nah, sisa gula darah tersebut bakal disimpan di sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin. Tanpa hormon yang diproduksi di pankreas itu, tubuh tidak bakal sanggup melakukan metabolisme glukosa dengan baik.

Cuma, ada tubuh-tubuh yang tak mampu atau kurang banyak memproduksi insulin. Akibatnya, glukosa tak bisa disalurkan ke sel-sel tubuh dengan lancar dan menumpuk di darah.

Di titik inilah, seseorang disebut terkena diabetes mellitus atau diabetes. Jadi, secara sederhana, diabetes adalah suatu kondisi ketika kandungan glukosa di darah terlampau tinggi.

Diabetes mesti diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini bisa membawa komplikasi ke sejumlah organ tubuh lain. Komplikasi itu, antara lain, gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Sejauh ini, ada dua tipe diabetes yang dikenal.

Tipe pertama ditandai dengan ketiadaan sama sekali produksi insulin dalam tubuh.

Tipe pertama ini sering disebut dengan dependent-insulin diabetes. Lazimnya, tipe ini menyerang anak-anak dan remaja karena faktor keturunan.

Jumlah penderita tipe ini berkisar antara 5 sampai 10 persen dari keseluruhan penderita diabetes.

Tipe kedua menyerang orang-orang yang tak mampu memproduksi insulin dalam tubuhnya dalam jumlah memadai.

Tipe ini kerap disebut non-dependent insulin diabetes. Secara kuantitatif, penderita tipe inilah yang terbanyak.

Umumnya, tipe ini menyerang mereka yang telah berusia di atas 40 tahun yang mengalami problem obesitas.

Secara umum, ada tiga kategori orang yang berisiko menderita diabetes. Pertama, individu yang orang tuanya mengidap diabetes.

Kedua, seseorang yang mengalami kegemukan. Pasalnya, orang gemuk membutuhkan insulin lebih banyak sehingga cukup besar kemungkinan ketakmampuan pankreas memproduksi insulin.

BACA JUGA  Barcelona Tertarik Pinjam Jadon Sancho di Bursa Transfer Januari Mendatang

Ketiga, wanita hamil dapat juga menderita diabetes secara temporal. Jenis ini biasa disebut gestational diabetes. Maklum, wanita hamil mengonsumsi makanan jauh lebih banyak ketimbang biasanya.

Sementara itu, diabetes juga bisa dideteksi dari gejala-gejala berikut:
1. Rasa haus yang luar biasa.
2. Selalu ingin buang air kecil, terutama pada malam hari
3. Kelelahan hebat
4. Hilangnya berat badan secara drastis
5. Penglihatan mengabur

Jika mengalami rangkaian gejala di atas, sebaiknya Anda menjalani tes gula darah.

Sejauh ini, ada dua jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan. Pertama, Anda mengecek glukosa darah sendiri dengan cara memakai kertas penguji glukosa darah yang dijual bebas.

Cara pengujiannya adalah dengan menusukkan jarum steril ke jari sampai darah menetes. Kemudian, darah tersebut dimasukkan kedalam kertas uji. Dalam hitungan detik, darah itu akan berubah warna.

Perubahan warna tersebut akan menentukan gambaran kasar kadar gula darah Anda. Untuk “menerjemahkan” hasil tes itu, Anda tinggal menengok boks indikator. Di sana tertera keterangan tentang kadar glukosa dari tiap-tiap warna yang muncul.

Kedua, Anda mengeceknya di laboratorium kimia darah yang ada di setiap rumah sakit besar.

Ketika akan menjalani tes ini, Anda diwajibkan puasa selama minimal 8 jam. Setelah itu, baru darah diambil sebanyak 5 sampai 10 cc.

Kemudian, darah tersebut akan dimasukkan ke alat PRECISION melalui jarum glukosa (glucostick).

Kadar gula darah Anda bisa disebut normal, jika pada tes itu nilainya kurang dari 110 mg/dl. Setelah itu, pasien baru diperbolehkan makan.

Dua jam sesudah makan tersebut, darah Anda kembali diambil. Kali ini, nilai normalnya adalah kurang dari 140 mg/dl.

Jika dalam dua jam kadar glukosa tak kembali ke level normal, orang tersebut kekurangan insulin.

BACA JUGA  KPK Bakal Periksa Cak Imin untuk Kasus Korupsi di Kemenaker Tahun 2012

Sebab, dalam dua jam, insulin seharusnya sudah bisa mendistribusikan glukosa ke dalam sel-sel berapapun banyaknya makanan yang masuk ke tubuh.

Ketiga, pemeriksaan darah sewaktu. Pengujian ini banyak dilakukan orang-orang yang langsung mengujikan glukosa darahnya sendiri tanpa terlebih dahulu berkonsultasi ke dokter.

Untuk jenis pengujian ini, pihak laboratorioum tidak melihat apakah Anda baru makan atau tidak. Yang jelas nilai normalnya dipatok kurang dari 200 mg/dl.

Lantas, apa yang mesti dilakukan jika ternyata kadar gula Anda melampaui nilai normal?

Pertama-tama, kemungkinan besar Anda akan disarankan sekali untuk melakukan diet dan berolahraga secara teratur.

Jika dua hal tersebut telah dilakoni tapi kadar gula darah masih tinggi, dokter biasanya memberikan obat-obatan golongan fibrat dan statin.

Untuk penderita dependent-insulin diabetes, mau tak mau, mesti diberikan asupan insulin setiap hari.

Tags: