Komentari Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia, Ahmad Dhani Dicap Rasis
Share

PENUTUR.COM – Ahmad Dhani kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataannya dalam pertemuan antara Komisi X DPR RI dengan PSSI viral di media sosial.
Musisi yang kini menjadi anggota DPR itu mengutarakan pendapatnya soal naturalisasi pemain sepak bola yang kemudian berujung dengan suami Mulan Jameela itu dicap rasis.
Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Dhani menyarankan agar Indonesia mengurangi jumlah pemain sepak bola yang berasal dari ras Kaukasia atau ‘bule’.
“Usul saya, kurangilah pemain yang bule. Dalam tanda kutip ras-nya bule, rambut pirang mata biru, buat Indonesia kurang enak dilihat,” ujar Ahmad Dhani dalam YouTube TV Parlemen pada (5/3).
Dhani menyarankan agar Indonesia lebih banyak menaturalisasi pemain dari negara-negara yang memiliki kemiripan fisik dengan masyarakat Indonesia, seperti Korea dan Afrika.
“Kalau bisa cari (pemain bola) dari yang ras mirip dengan kita, dari Korea dari Afrika. Karena kalau bule dilihatnya gimana gitu, itu cuma usulan saja,” tambahnya.
Pernyataan ini langsung menuai kontroversi di media sosial. Banyak yang menilai bahwa Ahmad Dhani tidak memahami konsep naturalisasi yang seharusnya berfokus pada kualitas pemain, bukan ras.
Tak berhenti sampai di situ, Ahmad Dhani juga mengusulkan agar Indonesia menaturalisasi pemain sepak bola yang telah berusia di atas 40 tahun.
Menurutnya, pemain senior yang dinaturalisasi bisa dinikahkan dengan perempuan Indonesia agar anak-anak mereka kelak bisa menjadi generasi baru pesepak bola nasional.
“Naturalisasi itu tidak harus pemain. Bisa juga misalnya, pemain-pemain bola yang sudah di atas usia 40, itu bisa juga kita naturalisasi, pemain bola yang hebat, lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia,” kata Ahmad Dhani.
Ia menambahkan bahwa jika anak-anak dari para atlet senior tersebut dibina sejak kecil, mereka bisa menjadi bibit unggul sepak bola Indonesia di masa depan.
“Nah anaknya kita harapkan menjadi pemain bola yang bagus juga. Ini pemikirannya agak out of the box Pak Erick, tapi bisa dianggarkan untuk 2026 programnya,” ujarnya.