Heboh Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel, Ketum PBNU Ajukan Permohonan Maaf
Share
PENUTUR.COM – Konflik Israel-Palestina dalam beberapa tahun terakhir mendapat perhatian serius dari dunia internasional. Negara Zionis itu mendapat kecaman karena dituding melakukan pembantaian terhadap masyarakat Gaza.
Sejumlah sanksi terancam diterapkan termasuk penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu oleh Mahkamah Internasional.
Disaat komunitas internasional mengecam aksi biadab Israel, lima orang anggota Nahdliyin justru melakukan pertemuan dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Sontak, publik tanah air marah dengan tindakan warga Nahdliyin itu.
Menyikapi hal itu Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH Yahya Cholil Status menyampaikan permohonan maaf atas tindakan warga Nahdliyin tersebut.
“Saya sebagai Ketua Umum PBNU, saya mohon maaf atas kesalahan yang dibuat oleh teman-teman Nahdliyyin ini,” ucap KH Yahya Cholil Staquf dalam konferensi persnya di Jakarta pada Selasa (16/7).
Gus Yahya, begitu ia biasa disapa, berdalih, 5 orang Nahdliyyin yang bertemu Presiden Israel dianggap tidak paham konstelasi, peta sehingga melakukan tindakan tersebut.
“Ini sebetulnya akibat tidak sensitifnya pihak-pihak mencoba melakukan pendekatan dan ini banyak sekali yang berupaya menyeret NU ke agenda politik internasional, ada banyak sekali,” ujar Gus Yahya.
Gus Yahya mengungkapkan, upaya-upaya yang ingin menarik NU ke agenda politik internasional sudah diperhitungan dan pihaknya sudah melakukan antisipasi akan hal tersebut.
“Ini sudah kita perhitungan sejak awal dan kita telah menyusun satu set aturan yang bisa mencegah ini. Kepada semua kader atau warga kita minta untuk berhati-hati soal ini,” tandas Gus Yahya.
Diberitakan sebelumnya, 5 Nahdliyyin yang bertemu Presiden Israel merupakan satu orang Dosen Unusia, satu orang Pagar Nusa, dua orang Fatayat dan terakhir dari Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta.
Terkait sanksi, Gus Yahya menegaskan akan diserahkan kepada masing-masing badan dan lembaga. Menurutnya, para Nahdliyyin yang bertemu Presiden Israel telah melanggar aturan organisasi.
“Aturan kita sudah cukup jelas dan rinci mengenai kesalahan dan sanksi ini. Mereka telah melanggar suatu aturan bahwa semua engagement internasional harus melalui PBNU,” tegas Gus Yahya.