Ketegangan AS dan Israel Meningkat Pasca Resolusi Gencatan Senjata Gaza DK PBB
Share
PENUTUR.COM – Amerika Serikat yang selama ini melakukan veto terhadap keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merugikan Israel, kali ini memilih bersikap abstain. Langkah AS ini diambil saat Dewan Keamanan PBB mendesak gencatan senjata segera di wilayah Gaza.
Dalam resolusi tersebut, PBB meminta agar dua pihak yang bertikai, Israel penjajah dan kelompok Perlawanan Palestina untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza, Palestina dan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera.
Dari 15 anggota dewan, hanya AS yang memilih abstain sementara 14 negara lainnya memilih setuju. Berbicara setelah pemungutan suara, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyalahkan Hamas atas keterlambatan dalam mengeluarkan resolusi gencatan senjata.
“Kami tidak setuju dengan semua resolusi tersebut,” yang menurutnya menjadi alasan mengapa AS abstain pada (25/3), dikutip dari Al Jazeera.
“Beberapa perubahan penting diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambahkan kecaman terhadap Hamas,” kata Thomas-Greenfield.
Dia menekankan bahwa pembebasan tawanan akan meningkatkan bantuan kemanusiaan di wilayah kantong pantai yang terkepung.
Dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara, Gedung Putih mengatakan resolusi akhir tidak menggunakan bahasa yang dianggap penting oleh AS, dan pemungutan suara tersebut tidak mewakili perubahan kebijakan.
Lolosnya resolusi gencaran senjata segera di Gaza yang dikeluarkan Dewan Keamanan (DK) PBB pada Senin (25/3/2024), membuat marah Israel. Kini hubungan antara negara zionis itu dengan Amerika Serikat (AS) menjadi tegang.
Dalam voting resolusi DK PBB ini, AS yang sebelumnya telah tiga kali memveto resolusi Gaza, kini malah memilih abstain.
Sikap AS itu menimbulkan kemarangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sebagai bentok protesnya, ia membatalkan rencana kunjungan diplomat tinggi Israel ke Washington.
Kondisi ini merupakan ketegangan yang paling tinggi antara AS dan Israel yang merupakan sekutu tradisional.
Netanyahu menuduh AS mundur dari posisi prinsipnya dengan membiarkan pemungutan suara disahkan tanpa mengkondisikan gencatan senjata atas pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahnya agak bingung dengan sikap Netanyahu tersebut. Dia mengatakan Israel memilih untuk menciptakan persepsi yang seharusnya tidak perlu dilakukan.
Kirby dan duta besar Amerika untuk PBB mengatakan AS abstain karena resolusi tersebut tidak mengutuk Hamas.
Para pejabat AS memilih untuk abstain dibandingkan memveto usulan tersebut karena hal tersebut mencerminkan pandangan negara bahwa gencatan senjata dan pembebasan sandera harus dilakukan secara bersamaan.