Kenali Tahilalat yang Berpotensi Menjadi Kanker Kulit
Share
PENUTUR.COM – Tahilalat bisa menjadi pemanis wajah. Dan setiap orang pasti memiliki tahilalat, sedikitnya satu, dan sayangnya belum tentu jadi pemanis wajah.
Tahilalat, bisa tumbuh di hampir semua permukaan kulit. Konon, letak tahilalat juga bisa menunjukkan sifat seseorang. Kalau dia nangkring di atas bibir Anda, orang menduga judes atau cerewet.
Dan, satu hal lagi yang penting, tahilalat bisa juga kanker kulit.
Pembentukan tahilalat berkaitan dengan sel penghasil pigmen, yaitu melanin. Bentuk, warna, dan ukurannya bisa berbeda-beda. Ada yang tampak sejak lahir, tapi kebanyakan muncul kemudian.
Tahilalat juga berubah dan tumbuh, umumnya bermula dengan bintik kecil berwarna coklat dan rata, yang seiring waktu akan membesar, menonjol, dan bisa ditumbuhi rambut.
Ada orang yang cenderung memiliki tahilalat banyak, ada yang tidak. Jumlah tahilalat ada kaitannya dengan ras.
Tahilalat lebih banyak terdapat pada orang berkulit putih, yang memiliki pigmen sedikit. Tahilalat juga diturunkan dalam keluarga.
Secara umum, tahilalat ada dua jenis. Pertama tahilalat biasa, yang berupa bintik kehitaman.
Ada juga halo nevus, yaitu tahilalat yang dikelilingi cincin berwarna putih. Setelah beberapa lama, tahilalat di tengahnya bisa menghilang dan begitu juga halo-nya.
Kalau begini, Anda perlu berhati-hati karena ada kecenderungan terjadi vitiligo, yaitu kelainan kulit yang menjadi bercak-bercak putih karena kehilangan pigmen.
Selain itu, tahilalat bisa menjadi pertanda kanker kulit. Tapi, syukurlah tak semua tahilalat punya kecenderungan menjadi ganas.
Sebagian besar tahilalat umumnya jinak. Tahilalat yang bentuknya bulat, tepinya jelas, dan berwarna senada biasanya tidak berpotensi ganas.
Kanker kulit sendiri ada tiga jenis. Pertama, karsinoma sel basal. Jenis ini paling umum terjadi, dan termasuk mudah disembuhkan.
Bentuknya bercak hitam menonjol seperti tahilalat, dengan tepi mengkilat. Awalnya berupa bercak kecil, yang lalu tumbuh dengan lambat, bisa bertahun-tahun, dan stabil.
Seringkali penderitanya tidak sadar bahwa ia mempunyai tumor ganas. Kanker ini terjadi akibat pajanan sinar ultraviolet matahari atau radiasi.
Daerah wajah yang sering terkena sinar matahari merupakan korban utama kanker kulit.
Ada pula karsinoma sel skuamosa. Gejalanya antara lain berupa luka yang tidak sembuh-sembuh, atau dapat berupa tonjolan pada kulit yang tumbuh cepat, membusuk, dan mudah berdarah. Kanker ini paling sering dijumpai pada wajah dan tungkai.
Biasanya, penderita sudah punya kelainan kulit sebelumnya. Luka kronis atau bekas luka yang kurang dijaga kebersihannya bisa berubah sifat menjadi ganas kalau diterpa zat karsinogen atau sinar matahari terus-menerus.
Ketiga, melanoma maligna, jenis yang paling berbahaya, karena cepat menyebar dan berkembang biak.
Kanker ini bahkan bisa menyebabkan kematian. Tumor ini berasal dari sel penghasil pigmen yang mendadak membesar dan menyebar ke seluruh tubuh.
Tandanya, tahilalat cepat membesar, warnanya bertambah gelap, kulit di sekitarnya merah dan gatal.
Faktor-faktor yang menimbulkan keganasan, misalnya gesekan secara terus menerus atau terpajan sinar matahari terlalu lama.
Bentuk umumnya berupa bercak dengan ukuran beberapa milimeter sampai sentimeter, warnanya bisa kehitaman, putih, kebiruan, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.
Tahilalat yang punya kecenderungan menjadi ganas, antara lain nevus displasia, yang tumbuh akibat perkembangan jaringan yang tidak normal.
Tahilalat risiko tinggi ini bisa berkembang menjadi melanoma. Pajanan sinar matahari meningkatkan risiko melanoma.
Tahilalat yang ada sejak lahir juga berisiko besar menjadi kanker.
Banyak orang tidak tahu sejauh mana tahilalat itu membahayakan. Memang gejalanya mirip sekali dengan tahi lalat biasa, tapi waspadailah kalau tampak ciri-ciri spesifik, yaitu bentuknya tidak beraturan, tepi tidak berbatas jelas, warna tidak merata, dan ukurannya lebih besar dari umumnya (berdiameter lebih dari 1 cm).
Kanker kulit sering terjadi pada orang yang tinggal di daerah banyak sinar matahari.
Begitu pula orang kulit putih lebih mudah terkena kanker kulit dibandingkan dengan orang berkulit coklat atau hitam, karena makin gelap warna kulit, lebih banyak pigmen yang berguna untuk melindungi kulit. Karena itu, kasus melanoma di Indonesia tidak banyak.
Tahilalat yang masih jinak, memang sebaiknya segera diangkat. Karena masih dini dan bersifat lokal, pengangkatannya akan lebih mudah.
Yang patut diingat, pengangkatan tahilalat harus bersih, tanpa bersisa, dan pada tepinya, sayatan dibuat lebih lebar.
Penanganan melanoma lebih sulit. Kadang melanoma tampak kecil, tapi di dalam tubuh, sel kanker sudah menjalar dan berkembang ke organ-organ tubuh lainnya.
Untuk itu, sebelumnya diperlukan pemeriksaan menyeluruh. Kemoterapi juga perlu diberikan kalau kanker ini sudah meluas, untuk memperkecil penyebarannya.
Tentu, tak perlu semua tahilalat dibuang, apalagi yang kecil dan menjadi pemanis wajah. Sebaliknya, Anda tak perlu ragu membuang tahilalat yang mengganggu keindahan, atau mulai menimbulkan keluhan.
Tip Menghindari Kanker Kulit
Sinar matahari memang memberikan cahaya dan kehangatan, tapi sinar ultravioletnya, meski tak terlihat maupun terasa, bisa merusak kulit dan menjadi penyebab terutama kanker kulit.
Tapi, jangan sampai ngeri pada matahari. Sinarnya juga diperlukan untuk kesehatan tubuh kita.
Apalagi kita hidup di iklim tropis yang bermandikan matahari sepanjang tahun, jadi sulit untuk menghindarinya. Yang penting, kita harus tahu bagaimana menghindari efek buruk dari sinar matahari.
- Hindari matahari saat sinar UV paling kuat, di antara jam 10 hingga 2 siang, atau 11 hingga 3 siang.
- Bila mesti berada di bawah terik matahari, sedapat mungkin bernaung di tempat teduh.
- Pakailah topi, payung, atau baju lengan panjang untuk melindungi wajah dan kulit.
- Jangan lupa gunakan tabir surya pada wajah dan bagian tubuh lain yang terbuka.
- Perhatikan formula tabir surya, untuk kulit kita cukup yang mengandung SPF15+.
- Oleskan 20 menit sebelum Anda kena matahari, dan ulangi setiap 2 jam.