Jurus Jitu Mengurangi Jajanan pada Anak
Share
PENUTUR.COM – Makanan jajanan memang menggiurkan. Sebut saja siomay, bakpau, lumpia, pempek, martabak, kerak telor, tahu dan toge goreng, es krim, jus buah, asinan/rujak, kue-kue kecil, dan roti bakar.
Jajanan dijual dengan harga yang relatif mahal kalau kualitas makanannya cukup baik dan mempunyai nilai gizi yang lumayan tinggi.
Masalah akan muncul pada jajanan anak sekolah yang umumnya dijual dengan harga murah. Jadi, kualitasnya pun patut diragukan.
Bahkan untuk menarik selera anak-anak, pedagang tidak segan-segan menggunakan pemanis buatan, penyedap makanan, dan pengawet di dalam bahan bakunya.
Padahal, zat-zat tersebut dapat mengancam kesehatan dan pertumbuhan fisik serta kecerdasan anak. Misalnya zat monosodium glutamat (MSG atau vetsin) diduga bisa menghambat pertumbuhan badan dan menyebabkan anak rentan terhadap penyakit.
Selain itu, kandungan zat pengawet, pemanis dan pewarna di dalam makanan masih belum jelas manfaatnya bagi tubuh.
Pengamat gizi umumnya menilai kandungan gizi dalam jajanan anak sekolah sangat kurang.
Misalnya siomay. Seharusnya, makanan yang baik meskipun jajanan, mengandung karbohidrat dan protein seimbang.
Kenyataannya siomay hanya didominasi oleh karbohidrat. Belum lagi racikan buatan pedagang sendiri yang menggunakan bahan-bahan yang tidak jelas.
Contoh lainnya es krim. Anak-anak sekolah sangat senang mengonsumsi es krim.
Di sekolah, es krim ini dijual dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan es krim yang bermerek terkenal. Padahal bila dilihat dari kandungan gizinya, es krim ini sangat sedikit mengandung susu dan lemak.
Perilaku jajan anak tidak selamanya jelek. Beberapa anak yang sulit makan dapat menjadi berselera makan bila makan jajanan.
Jadi, untuk menilai apakah jajanan itu baik atau tidak bagi si anak, sebaiknya lihat dulu apa komponenanya, apa isinya, kapan makannya dan bagaimana kebersihannya.
Jajan pada anak dibentuk dari kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan contoh orang-orang di sekitarnya. Orang tua sering memberikan uang jajan yang berlebihan buat si kecil.
Selain itu, kebiasaan jajan juga dipacu oleh munculnya iklan-iklan yang menggiurkan dari televisi atau media komunikasi lainnya.
Lingkungan sekolah dapat membentuk kebiasaan makan bagi anak-anak. Guru yang membiarkan anak-anak jajan justru dianggap membolehkan perilaku jajan di mata anak-anak. Apalagi bila guru sendiri ikut-ikutan jajan.
Melihat tampilan dan harga makanan jajanan yang ditawarkan di sekolah-sekolah dasar, sudah selayaknya perhatian kita tujukan kepada kebersihan, kesehatan, dan kehalalan makanan itu jika Anda beragama Islam.
Makanan olahan saja harus menjalani pemeriksaan yang sangat ketat dalam mendapatkan nomor registrasi di Departemen Kesehatan dan sertifikat halal. Makanan jajanan sepertinya luput dari pengawasan tersebut.
Namun, merujuk aturan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, pada 17 Oktober 2024 mendatang akan diterapkan kewajiban sertifikasi halal.
Kewajiban sertifikasi halal ini berlaku bagi seluruh lapisan pelaku usaha, mulai dari mikro, kecil, menengah, maupun besar, berarti termasuk jajanan pinggir jalan.
Sekolah juga dapat melakukan pembatasan dan seleksi jajanan yang disodorkan penjual di sekolah. Selain itu, para guru pun harus memberi teladan yang baik dalam menerapkan kebiasaan makan, misalnya tidak turut pula jajan di luar.
Tip Mengurangi Jajan
Peranan orang tua sangat penting terhadap nutrisi anak. Agar anak Anda terhindar dari makanan yang buruk, Ada perlu membatasi jajan anak. Cobalah tip berikut ini.
Beri informasi
Berikan informasi tentang efek buruk dari makanan jajanan, termasuk makanan di dalam iklan. Katakan bahwa tidak semua makanan pabrik itu lebih unggul dari makanan asli (natural).
Buat makanan sendiri
Anda sebaiknya membuat makanan sendiri yang sederhana setiap hari. Diharapkan, anak-anak cinta dengan makanan rumah.
Beri uang jajan secukupnya
Kalaupun ingin memberikan uang jajan pada anak, berilah sepantasnya. Biasakan menabung. Berilah pujian atau hadiah bagi anak-anak yang tidak jajan
Ibu membelikan jajanan
Anda membelikan makanan lalu disimpan di rumah. Setiap hari anak Anda dijatah makanan yang dibeli tadi
Makan teratur
Biasakan anak selalu makan pagi, siang, dan malam dengan teratur dan dalam jumlah yang cukup.
Jangan manjakan anak
Jangan membiasakan menuruti semua permintaan anak semacam coklat, permen, makanan ringan, jelly dan sebagainya.
Kembangkan sikap tegas, terbuka, dan logis ketika menolak permintaan anak. Lalu cobalah memberikan alternatif pengganti. Misalnya permen diganti dengan puding susu.
Beri contoh yang baik
Beri contoh positif pada anak. Anak-anak cenderung meniru kebiasaan dan tingkah laku orang-orang terdekatnya.
Buat makanan yang memancing selera
Anda harus kreatif membuat makanan yang dapat menambah selera namun tetap menyehatkan.
Anak -anak seringkali menyukai makanan dalam kemasan kecil-kecil dan lucu seperti agar-agar dicetak dengan kemasan bergambar Doraemon.
Perhatikan komposisi makanan
Makanan seperti ayam goreng (fried chicken) juga sangat disukai anak karena rasa gurihnya. Umumnya makanan ini sangat tinggi protein namun kurang serat.
Anda sebaiknya menambahkan serat (sayuran) di dalam makanan agar protein di dalam makanan diserap oleh tubuh dan tidak sia-sia.