Gibran Terseret Wacana Penurunan Batas Usia Capres-Cawapres. Bakal Dampingi Prabowo?
Share
PENUTUR.COM – Pro kontra muncul terkait munculnya gugatan ke Mahkamah Konstitusin (MK) untuk mengurangi batas uusia Capres dan Cawapres dari 40 tahun menjadi 35 tahun
Pihak yang konta menuding, gugatan itu hanya akal-akalan untuk memuluskan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka agar bisa ikut kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Sejumlah politisi kondang dari Partai Gerindra bahkan mendukung usulan agar usia Capres/Cawapres bisa dikurangi dari yang ditetapkan saat ini yakni 40 tahun.
Bahkan Prabowo Subianto, Capres dari Partai Gerindra mengaku tidak keberatan dengan wacana tersebut.
Pasalnya, di banyak negara banyak anak muda yang tampil dan punya kapabilitas menjadi pemimpin.
Prabowo Subianto juga menilai bahwa pemimpin yang ideal tak bisa dinilai serta-merta dari usia mereka.
“Kalau saya lihat ya kita jangan terlalu melihat usia lah, kita lihat tekad, idealisme, kemampuan seseorang, kalau saya lihat banyak negara itu pemimpinnya muda-muda sekarang,” kata Prabowo Subianto, dihadapan awak media Rabu, (2/8).
Hal serupa juga diutarakan legislator Gerindra, Habiburokhman yang menilai penduduk yang tergolong dala usia produktif dapat berperan serta dalam pembangunan nasional.
“Penduduk usia produktif dapat berperan serta dalam pembangunan nasional, di antaranya untuk mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres,” kata Habiburokhman dalam sidang uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Selasa (1/8).
Ia juga mencontohkan banyak Negara di dunia yang memberikan kesempatan bagi mereka yang berusia muda untuk ikut menjadi calon presiden.
“Mengacu pada aturan yang ada di berbagai negara di dunia yang mengatur syarat usia minimal pencalonan capres cawapres. 45 negara di dunia memberikan syarat minimal 35 tahun, di antaranya Amerika Serikat, Brasil, Rusia, India, dan Portugal,” ujarnya.
Selain pihak yang mendukung, ada juga politisi yang menolak wacana penurunan syarat usia Capres dan Cawapres.
Denny Indrayana, pakar hokum dan politisi Partai Demokrat ini menuding tujuan wacana itu adalah demi memuluskan putra sulung Presiden Jokowi itu menjadi cawapres.
Merasa menjadi pihak yang banyak disorot dengan wacana tersebut, Gibran Rakabuming Raka akhirnya angkat bicara.
Gibran meminta agar para politisi dan masyarakat untuk tidak lagi mengaitkan dirinya dengan kemungkinan menjadi cawapres pada pilpres mendatang.
“Saya tidak mengikuti berita itu (gugatan MK). Lebih pas pertanyaan itu ditujukan pada yang menggugat. Kemungkinan yang kepengin (maju cawapres) itu yang menggugat. Ojo kabeh dicurigai aku (jangan semua mencurigai saya),” ucap Gibran, Kamis, (3/8)