Elon Musk Dirujak Netizen Lantaran Mendiskreditkan Aksi Mahasiswa Amerika Serikat
Share
Masalahnya, pilar-pilar ekonomi dan politik Amerika sudah dikuasai Yahudi Zionis sehingga aksi mahasiswa ini ditentang pihak universitas, pengusaha, dan pemerintah Amerika Serikat.
Elon Musk adalah salah satu pengusaha yang menentang aksi mahasiswa dan mendiskreditkan aksi protes mahasiswa sebagai Anti-Amerika.
Tak ayal, cuitan Elon Musk itu mendatangkan reaksi kecaman.
“Lalu mengapa Amerika mendanai Israel?” kata @SuppressedNws.
“Maksudmu kegiatan anti Israel! Mungkin uang dari pembayar pajak Amerika tidak seharusnya dikirim ke Israel untuk digunakan dalam genosida.” kata @Chilliebeanz.
“Itulah sebabnya mengapa mahasiwa Amerika memprotes bantuan dana untuk Israel melakukan genosida, Sherlock”, cuitan @snarwani menyindir Elon Musk yang tidak kritis.
Ada banyak cuitan lain yang mengkritik Musk. Tentu saja ada 1-2 aktivis Zionis membela Musk, termasuk beberapa akun dari India.
“Kita mendanai pembenci yang anti-White selama beberapa generasi. Ini hanya menjadi masalah karena sekarang Israel sedang dikritisi.” kata @classicgroyp.
“Dapatkan Anda memberitahu kami kemana semua duit pembayar pajak itu?” kata @damee1of1.
Ia kemudian memposting grafis yang menunjukkan bahwa dari 1946-2023, uang pajak AS yang dikirim ke Israel mencapai hampir $300 miliar. Sebagian besar digunakan untuk militer.
Sumber lain menunjukkan bahwa dana Amerika ke Israel mencapai $158,6 miliar (atau Rp 2.300 triiun lebih) sejak 1946-2023 di antara untuk kepentingan militer $114,4 miliar. Angka hampir $300 miliar itu menghitung nilai inflasi selama 77 tahun.
Cuitan Elon Musk tampak jelas mengabaikan inti masalah, bahwa Amerika mendanai Israel untuk melakukan kejahatan kemanusiaan, yang disuarakan mahasiswa.
Alih-alih sebagai orang yang berpengaruh karena ia merupakan orang terkaya sejagat, Musk tampil sebagai pion Zionis.
Dulu Elon Musk membanggakan dirinya sebagai pendukung kebebasan berpendapat sewaktu mengambil alih Twitter di 2022.
Bahkan di awal genosida Israel, pada November 2023, Elon Musk masih bersuara kritis terhadap aksi Israel yang membunuhi warga Palestina dengan alasan memerangi Hamas. Aksi Israel itu akan membuat Hamas semakin besar karena keluarga korban aksi Israel pasti akan mendukung Hamas.
Namun sejalan dengan maraknya aksi mendukung Palestina muncul di Twitter, platform media sosial itu dikritik karena membiarkan anti-semitis. Merek-merek yang dikuasai Zionis Israel pun mundur dari Twitter, misalnya Disney, IBM, Oracle, dan Apple.
Setelah pilar finansial Twitter dihajar, Elon Musk pun berusaha me-yahudi-kan dirinya. Ditemani Ben Shapiro, Yahudi pengusaha media yang pro-genosida, Musk mengunjungi Israel dan Polandia.
Setelah itu, Musk sudah tidak lagi kritis terhadap Israel atau apapun yang kelihatannya akan membuat marah majikan barunya.
Cuitan @KingxGwap menandai sikap Musk itu. Ia ingin tahu apakah Elon Musk pikir tidak ada yang memperhatikan bahwa sebelumnya dia anti perang di Israel, dan kemudian pandangannya berubah ketika dia ke Israel dan bertemu Netanyahu.
I wonder if Elon Musk thinks we don’t notice that he was against the war and then once @netanyahu made him go to Israel and they paraded him around Poland… He has switched his view complete 180. I wonder if he thinks we are all oblivious to this. LmAo https://t.co/yFoIKr0XWg
— King Gwap (@KingxGwap) May 4, 2024
Mungkin saja Musk akan kembali seperti semula, mengedepankan kemanusiaan, ketika kepentingan bisnisnya sudah aman.
Mungkinkah? Tentu saja tidak. Zionis tidak mungkin melepaskan mangsa atau budak yang sudah berada dalam cengkeramannya. Itulah yang terjadi pada Amerika Serikat, dan juga sebagian besar negara Eropa.
Itu pulalah kenapa para mahasiswa bangkit untuk memprotes kondisi AS yang memprihatinkan: negara adidaya yang menjadi jongos Israel.
Dan Elon Musk, orang terkaya di dunia, muncul sebagai kacung Zionis. Wajar saja jika ia dirujak netizen.