Dua Kali Pemimpinnya Terbunuh, Hamas Bakal Rahasiakan Calon Pengganti Yahya Sinwar
Share
PENUTUR.COM — Kelompok Hamas Palestina menegaskan akan merahasiakan identitas calon pengganti Yahya Sinwar, yang tewas dibunuh Israel pada Kamis (17/10) lalu.
Keputusan ini diambil setelah hanya dalam kurun waktu tiga bulan, dua pemimpin Hamas yakni Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel.
Hamas saat ini disebut masih tengah berdiskusi soal siapa yang akan menggantikan Sinwar sebagai pemimpin mereka. Menurut laporan Asharq Al-Awsat, Hamas akan tetap merahasiakan identitas pengganti Sinwar demi alasan keamanan.
Dengan kata lain, langkah ini diambil sebagai upaya agar pemimpin Hamas yang baru bisa menjalankan tugasnya dengan baik, tanpa khawatir diserang militer Zionis.
Selain itu, keputusan Hamas untuk merahasiakan identitas calon pengganti Sinwar juga bertujuan untuk menjaga ketertiban internal di dalam tubuh organisasi.
Hamas disebut sudah mengantongi nama beberapa kandidat potensial yang bakal ditunjuk menjadi pengganti Yahya Sinwar.
Salah satunya adalah Khaled Mashal. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Politik Hamas itu disebut menjadi kandidat utama pengganti Sinwar sebagai pemimpin tertinggi Hamas.
Namun, Mashal dikabarkan menolak untuk menggantikan Sinwar karena alasan kesehatan.
Calon lainnya juga ada Mohammad Darwish atau Abu Omar Hasan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dewan Syura Hamas. Omar sebetulnya pernah digadang-gadang menjadi pengganti Ismail Haniyeh saat dirinya tewas di Teheran, Iran, pada Juli 2024 lalu.
Namun, rencana itu tidak terwujud lantaran Hamas memilih Sinwar untuk menggantikan Haniyeh.
Wakil pemimpin Hamas, Khalil Al-Hayya, juga menjadi kandidat potensial untuk menggantikan Sinwar. Saat ini, Hayya sedang ditugaskan di Gaza untuk memantau warga dan mendorong gencatan senjata di wilayah tersebut.
Selain nama-nama di atas, ada juga nama-nama lain yang disebut menjadi calon pengganti Sinwar. Beberapa di antaranya, seperti tokoh senior Hamas, Mohammed Nazal dan Kepala Pertama Biro Politik Hamas, Mousa Abu Marzoul.
Hamas sebetulnya sudah berupaya menyembunyikan identitas para pemimpinnya saat pendiri mereka Ahmed Yasin dan penggantinya, Abdel Aziz Al-Rantisi tewas dibunuh Israel.
Sejak saat itu, Hamas selalu menyembunyikan identitas para pemimpinnya agar tidak mudah dilacak dan diserang oleh militer Zionis.