Bicara Kebebasan Berpendapat, Elon Musk Dituding Munafik dan Pembohong
Share
Setelah cuitannya itu, pemasukan Twitter semakin mengering. Diperkirakan, pada akhir 2023, Twitter merugi $75 juta atau total pemasukannya $3,4 miliar di 2023 merupakan penurunan 22% dari pemasukan 2022.
Musk berusaha mengembalikan Twitter ke jalur profit. Ia meminta maaf atas cuitan tersebut dan berusaha meyahudikan dirinya.
Pada 27 November 2023, Musk mengunjungi Israel. Presiden Israel, Isaac Herzog mengambil kesempatan mengkritik Musk, “Platform Anda, sayangnya, memiliki cadangan besar kebencian, kebencian terhadap orang Yahudi dan antisemitisme.”
Tentu saja, Musk berusaha tampil bak jongos yang baik di hadapan majikan.
Ia pun mengkritik Hamas. “Mereka yang berniat membunuh harus dinetralisir. Kemudian propaganda harus dihentikan,” katanya. “Mereka hanya melatih orang untuk menjadi pembunuh.”
Pada 22 Januari 2024, Musk mengunjungi Auschwitz ditemani Ben Shapiro, presenter Yahudi yang pro genosida Palestina.
Di sana, Musk kembali menunjukkan bahwa ia pro Yahudi bahkan merasa bahwa ia sebenarnya Yahudi. “Saya memiliki dua kali lebih banyak teman Yahudi daripada teman non-Yahudi. Saya seperti Yahudi karena pertemanan.”
Setelah pulang dari Auschwitz, Elon Musk dan Twitter sudah di bawah kendali Zionis. Banyak akun pro-Palestina dibekukan.
Meski Elon Musk telah menghambakan dirinya ke Israel dan Twitter muncul sebagai pro-Zionis, belum tampak iklan-iklan kembali ke Twitter.
Apakah mungkin para Zionis penguasa merek-merek terkenal itu masih meragukan kepatuhan Musk karena masih banyak akun pro-Palestina bebas di Twitter?
Bagi Musk sendiri, hasratnya membuat Twitter meraup untung akan gagal jika ia sepenuhnya menjadikan Twitter sebagai media Zionis dengan menendang semua akun pro-Palestina.
Tidak ada yang akan tersisa di Twitter selain akun OnlyFans, pro LGBT, pornografi, dan Zionisme.