Bank Dunia Ingatkan Program Makan Siang Gratis Sesuaikan Kemampuan APBN
Share
PENUTUR.COM – Program makan siang dan susu gratis menjadi salah satu daya pikat pasangan nomor urut 01, Prabowo-Gibran dalam mendulang suara di Pilpres 2024 lalu. Masyarakat terbuai dengan janji manis yang konon bakal menelan anggaran hingga Rp 450 triliun tersebut.
Besarnya anggaran yang harus digelontorkan untuk memenuhi program itu, membuat Bank Dunia angkat bicara.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen mengingatkan sebaiknya pemerintah perlu menentukan terlebih dahulu apa yang menjadi fokus dan sasaran dari program tersebut.
Selanjutnya kata Satu, kemudian yang dilakukan oleh tim adalah dengan membandingkannya dengan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Menurut Satu Kahkonen, pemerintah terpilih nantinya harus menentukan program apa yang akan dilaksanakan dan bentuknya seperti apa. Untuk itu semua rencana dan biaya harus benar-benar disiapkan dan didiskusikan dengan sebaik-baiknya.
Terkait tentang anggaran yang akan digunakan untuk Program Makan Siang Gratis dan Pemberian Susu Gratis ini, Satu meminta kepada pemerintahan baru nanti benar-benar bisa menghitung dengan tepat.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah dengan berpegang teguh dengan batasan defisit fiskal sebesar 3 persen agar beban utang tidak naik dan membengkak.
Satu mengaku pihaknya masih menantikan seperti apa rincian program makan siang gratis yang dicanangkan pasangan Prabowo-Gibran.
“Khusus Indonesia pada dasarnya berpegang pada pagu defisit fiskal yang telah ditetapkan sebesar 3 persen dari PDB (produk domestik bruto), sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” tegasnya.
Satu selaku wakil dari Bank Dunia berpesan agar program makan siang gratis presiden terpilih nantinya, tetap memperhatikan kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau (APBN) 2025.
Artinya, program makan siang gratis dan pemberian susu gratis ini harus benar-benar disesuaikan dengan kemampuan finansial negara.