Bagaimana Cara Kerja Obat Obesitas?
Share
PENUTUR.COM – Penderita obesitas berat yang mengalami kesulitan bergerak, atau komplikasi, misalnya dengan diabetes, hiperkolesterolemia, stroke, atau gangguan jantung, perlu dibantu dengan pemberian obat-obatan.
Penggunaan obat hanya sebagai pembantu sedangkan terapi utamanya adalah perbaikan pola makan dan meningkatkan aktivitas.
Obat-obatan yang biasa digunakan dapat dibagi berdasarkan cara kerjanya.
1. Mempengaruhi Otak
Yang termasuk golongan ini adalah amfetamin dan turunannya macam fenfluramin, mazindol, dan dexfenfluramin.
Cara kerjanya merangsang pelepasan serotonin sehingga menekan nafsu makan. Pemakaiannya memberi efek badan terasa segar, euforia, serasa tidak perlu makan lagi.
Sekitar 1950-1960-an golongan amfetamin masih boleh diresepkan oleh dokter, tapi sekarang telah ditarik dari pasaran dan dilarang beredar lagi.
Namun ada juga pedagang yang “nakal” menambahkan amfetamin dalam jamu untuk menurunkan berat badan.
Penggunaan obat-obatan ini ada efek sampingnya. Fenfluramin misalnya, bisa merangsang sistem saraf pusat, depresi pernapasan, mulut kering, irama jantung tidak normal, dan pening.
Pada pemakaian selama enam bulan, bisa terjadi efek ketergantungan dan psikosis, yang ditandai dengan paranoid dan halusinasi.
Penggunanya juga mungkin akan mengalami stroke. Sedangkan penghentiannya secara tiba-tiba dapat menyebabkan depresi.
Ada juga sibutramin yang menjaga keseimbangan serotonin dan norepinefrin, dan meningkatkan metabolisme.
Sibutramin menimbulkan rasa kenyang dan menambah energi. Efek sampingnya antara lain mulut kering dan insomnia.
2. Mengganggu Penyerapan Lemak
Contohnya adalah orlistat. Senyawa ini bekerja di lambung dengan mengikat lemak sehingga lemak bukannya dicerna tapi dikeluarkan.
Efek orlistat dan dikonsumsi setelah makan, muncul dengan cepat. Orlistat memiliki efek samping berupa susah buang air besar, dan kemungkinan defisiensi vitamin-vitamin yang larut lemak.
Kita perlu berhati-hati menggunakan obat-obatan penurun berat badan ini.
Pengunaannya harus di bawah pengawasan dokter, agar dapat mengontrol lama dan banyaknya pemberian obat tanpa membahayakan.
Manfaat dan Efek Samping Suplemen
Selain obat, sekarang banyak juga ditawarkan suplemen untuk menurunkan berat badan. Salah satunya serat yang terbuat dari selulosa.
Cara kerjanya dengan membentuk gumpalan yang memenuhi saluran cerna. Perut akan terasa kenyang sehingga kita tidak makan banyak. Serat ini juga bisa memperlancar buang air besar.
Tapi serat mempunyai efek menghambat pencampuran makanan dengan enzim pencernaan.
Penggunaan serat berlebihan bisa mengganggu pasokan nutrisi, antara lain menghambat penyerapan dan keseimbangan kalsium, besi, dan seng.
Perut akan sering terasa kembung akibat meningkatnya pembentukan gas hasil fermentasi serat oleh bakteri usus.
Ada juga jenis purgatif, misalnya teh hijau. Kerjanya mempercepat gerak peristaltik usus sehingga mempercepat pembuangan isi usus.
Purgatif akan mengurangi jumlah nutrisi yang diserap tubuh. Efek sampingnya adalah kemungkinan terjadinya defisiensi nutrisi dan dehidrasi.