Bacre Waly Ndiaye, Anggora HAM PBB Asal Senegal Pertanyakan Dugaan Intervensi Pemilu 2024 di Indonesia
Share
PENUTUR.COM – Dalam sidang Komite yang digelar di Jenewa Swiss Selasa, (12/3), Anggota HAM PBB asal Senegal, Bacre Waly Ndiaye ikut mengomentari pelaksanaan Pemilu 2024 yang berlangsung di Indonesia.
Bacre Waly Ndiaye salah satunya mempertanyakan soal dugaan intervensi Pemilu 2024 apakah hal tersebut sudah dilakukan investigasi. “Apakah dugaan intervensi dalam proses itu sudah diinvestigasi?” tanya Anggota HAM PBB Bacre Waly Ndiaye pada Sidang Komite Selasa (12/3).
Sebelum menanyakan hal tersebut, Ndiaye mulanya menyinggung soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres maju di Pilpres 2024.
“Kampanye digelar setelah putusan di menit akhir yang mengubah syarat pencalonan, memperbolehkan anak presiden untuk ikut dalam pencalonan,” kata Ndiaye dalam sidang yang ditayangkan di situs UN Web TV, dilihat pada Jumat (15/3).
Ndiaye juga mepertanyakan bagaimana langkah-langkah pemerintah seperti pejabat negara termasuk presiden dalam menyikapi Pemilu 2024 mengingat Gibran turut serta dalam pencalonan Pilpres apakah bersikap netral.
“Apa langkah-langkah diterapkan untuk memastikan pejabat-pejabat negara, termasuk presiden, tidak bisa memberi pengaruh berlebihan terhadap pemilu?”
Sayangnya pertanyaan Ndiaye tak dijawab oleh perwakilan Indonesia pada sidang komite tersebut
Perwakilan Indonesia melalui Dirjen Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat tidak menjawab pertanyaan itu.
Saat sesi menjawab, delegasi Indonesia justru menjawab pertanyaan-pertanyaan lain yang bukan pertanyaan yang ditujukan oleh Ndiaye.
Beberapa isu yang dijawab Indonesia tentang dugaan pengerahan militer ke Papua, kebebasan beragama, kasus Panji Gumilang hingga kasus Haris-Fathia.
Delegasi Indonesia juga menjawab soal hak politik orang asli Papua yang ditanyakan Ndiaye bersamaan dengan kasus pencalonan Gibran.