Apakah Chinese Restaurant Syndrome Disebabkan MSG?
Share
Sejarah MSG
MSG, vetsin, atau micin memang bumbu penyedap masakan yang tak bisa ditinggalkan di dapur. Kalau belum pakai vetsin, rasanya ada yang kurang.
Sebenarnya MSG ini tidak mempunyai rasa yang khas. Kalaupun bisa menyedapkan masakan, diyakini semuanya berhubungan dengan indera pengecapan.
Selama ini kita hanya mengenal empat jenis rasa dasar, yaitu manis, asam, pahit, dan asin. Sekarang ini diketahui ada rasa kelima, yaitu umami. MSG akan merangsang reseptor glutamat atau umami di lidah, yang akan meningkatkan rasa gurih dalam makanan.
Yang pertama kali menemukan penggunaan bahan ini adalah bangsa Jepang, yang sejak 1500 tahun yang lalu mengetahui bahwa makanan yang dimasak dengan kaldu yang terbuat dari rumput laut Laminaria Japonica terasa lebih lezat.
Tapi baru pada tahun 1908 Profesor Ikeda dari University of Tokyo berhasil menguraikan senyawa asam glutamat dari rumput laut. Sekarang ini, MSG umumnya dibuat dari gula yang difermentasikan dari bit atau tetes tebu, melalui proses fermentasi.
Apakah MSG Aman?
MSG masih terus menjadi bahan perdebatan. Kontroversi seputar bahaya penggunaannya bagi kesehatan terus bergulir.
Mengingat MSG ini sudah sejak lama digunakan dalam masak-memasak, rasanya sulit untuk meninggalkannya.
Akibat buruk yang dituduhkan kepada MSG antara lain bisa menyebabkan kanker, kerusakan otak, atau retina mata.
Berbagai penelitian di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia menemukan bahwa MSG aman untuk digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan bagi manusia segala usia.
Bahkan FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat menyatakan MSG sebagai GRAS (Generally Recognized As Save) atau dianggap aman secara umum.
Kalaupun MSG memang berbahaya bagi kesehatan, tentunya Badan POM dan Depkes Indonesdia juda sudah menarik peredarannya.
Kendati penggunaan MSG ini tidak berbahaya, tapi ingat dalam mengonsumsinya jangan berlebihan.
Menurut batas aman dari WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Pada orang dewasa, jumlah tersebut kira-kira 6 gram atau 2 sendok teh perhari.