Alergi Kulit yang Sering Mengganggu Balita
Share
PENUTUR.COM – Alergi kulit merupakan salah satu penyakit dalam 5 besar penyakit yang paling sering ditangani di layanan kesehatan.
Data terbaru dari American Academy of Allergy, Asthma & Immunology menunjukkan bahwa pada tahun 2012, 12,0% atau 8,8 juta anak melaporkan alergi kulit dalam 12 bulan terakhir. Dan 10,8% dari anak-anak dilaporkan memiliki eksim.
Tubuh akan langsung menimbulkan reaksi yang tidak mengenakkan jika bertemu penyebab alergi atau alergen.
Sesungguhnya, alergi adalah sebuah reaksi hipersensitif yang normal dan tidak berbahaya.
Penyebab gangguan kesehatan ini, antara lain, serbuk sari, debu rumah, tungau debu, bulu binatang, bahan kimia, makanan dan obat-obatan.
Reaksi alergi dapat terjadi di setiap organ tubuh dengan jenis reaksi yang berbeda-beda bentuknya.
Pada anak yang sensitif, alergi dapat terjadi di saluran napas: seperti bersin-bersin, hidung pilek, sesak napas, dan asma.
Reaksi di saluran cerna, misalnya diare; di mata : biasanya mata merah, gatal, dan berair; di kulit, misalnya gatal-gatal, biduran, kulit merah.
Ada alergi yang berlangsung sangat cepat, dan ada juga yang lambat. Balita menderita alergi sebagai faktor keturunan dari orangtuanya.
Hampir sebesar 80 persen, alergi menimbulkan kelainan kulit. Saat alergi, lapisan epidermis dan dermis kulit meradang dan menimbulkan rasa gatal.
Alergi kulit mudah terjadi pada balita akibat status imunologis terhadap infeksi masih rendah, kulit masih muda, dan jaringan ikat masih longgar. Kondisi ini membuat kulit rentan terhadap bakteri, jamur, virus dan alergen.
Kulit akan menjadi kuat dan tahan terhadap infeksi setelah anak berusia 8 tahun.
Berikut ini kelainan kulit yang sering terjadi pada balita.
Dermatitis Atopi (eksim)
Kelainan kulit yang terjadi pada bayi biasanya berupa eksim susu di kedua belah pipi dengan ditandai merah-merah, kasar, basah serta berair. Eksim susu dapat pula terjadi pada lipatan siku atau lipat lutut bayi.
Biasanya bayi yang gampang terkena dermatitis atopi, ditandai dengan kulit kering, kasar, dan punggung bersisik serta gatal bila berkeringat.
Jika tempat yang gatal digaruk, eksim akan muncul. Pada bayi dan balita yang sudah mulai beraktivitas, kelainan kulit terjadi pada tempat lain. Kelainan bisa terdapat di kaki, tempat dia merangkak atau pada siku yang dipakai untuk bertumpu.
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab eksim. Tapi, dicurigai pencetusnya akibat aktivitas sehari-hari yang berkontak dengan udara sekitar, seperti debu dan tungau rumah.
Kelainan dermatitis atopi pada bayi berusia di bawah dua tahun, dimana belum beraktivitas, maka faktor pencetus alergi kulit berasal dari makanan.
Alergi Gigitan Serangga
Alergi gigitan serangga dapat berupa gigitan nyamuk, kutu busuk, kutu anjing, kutu kucing, lebah, dan semut.
Biasanya alergi terjadi di daerah terbuka seperti kaki, tangan dan muka. Kulit menjadi merah, gatal, kemudian menghitam. Bisa jadi gigitannya satu tempat, tapi reaksinya di beberapa tempat.
Pada anak yang memiliki kulit normal, kulit yang digigit serangga tidak menimbulkan bekas. Dan akan hilang dengan sendirinya satu hingga dua hari kemudian.
Urtikaria
Penyebab urtikaria (biduran atau kaligata) adalah lingkungan, kelembaban, udara, debu, makanan, obat-obatan, dan infeksi dalam tubuh seperti infeksi di gigi, THT (Telinga Hidung Tenggorokan), atau cacingan pada anak-anak. Umumnya anak sudah memiliki sifat alergi.
Makanan dan obat-obatan yang menyebabkan urtikaria tidak melalui mekanisme alergi. Makanan tersebut antara lain, kacang-kacangan, susu, coklat ataupun tomat.
Pencegahan dan Pengobatan Alergi Kulit
Hindari buah hati Anda dari bulu-bulu di rumah seperti karpet dan boneka-boneka yang berbulu.
Bersihkan debu ventilasi AC dan filter AC yang dapat menimbulkan alergi.
Hindari pakaian yang terbuat dari woll dan renda-renda. Sebaiknya memakai pakaian yang terbuat dari katun yang bisa menyerap keringat.
Bila alergi kulit masih sebatas kulit kering dapat dicegah dengan pemberian pelembab atau emolien yang diberikan sehabis mandi.
Usahakan mandi tidak terlalu sering menggunakan air hangat.
Pilihlah sabun yang cocok sesuai dengan kulit, dengan PH tidak terlalu basa.
Jangan menggunakan sabun yang ditambahkan zat antiseptik atau zat lainnya.
Segera mengkompres kulit anak Anda jika sudah timbul basah-basah dan merah-merah, supaya kulit yang basah menjadi kering.
Bila tidak kuat lagi dengan kelainan kulit karena sangat gatal dapat diberikan obat anti gatal secara oral dan anti alergi.
Jika bentuk kelainan kulit masih hanya merah-merah, bersisik dan agak gatal, pengobatan yang dilakukan dengan pemberian salep yang mengandung kortikosteroid yang potensinya sesuai untuk anak.
Menyemprot dengan antiserangga daerah-daerah yang terdapat serangga.
Bila terkena gigitan serangga, pengobatan dapat diberikan kortikosteroid yang dioleskan dengan konsentrasi 2,5 persen.
Jika kelainan kulit sudah sampai berair dan terjadi infeksi, terpaksa diberikan antibiotik sistemik disamping juga kita harus mengkompresnya.
Bila sudah membaik, sudah bersih tinggal bintik-bintik dapat diberikan kortikosteroid yang merupakan pengobatan anti peradangan, anti gatal dan anti alergi.
Pengobatan urtikaria, dapat diberikan anti alergi seperti CTM. Karena urtikaria efeknya dari dalam dan akan hilang sendiri.