Alasan di Balik Maraknya Boikot McDonald, Starbuck, KFC dan Pizza Hut Tiap Muncul Konflik Israel-Palestina
Share
PENUTUR.COM – Konflik Israel-Palestina yang menewaskan ribuan korban dari kedua pihak masih terus berlangsung.
Belum ada tanda-tanda konflik akan berakhir. Tengok saja pasukan Israel terus menggempur wilayah Gaza yang menyebabkan korban penduduk sipil dan anak-anak.
Di sisi lain setiap kali konflik kedua bangsa ini menyeruak selalu menyeret sejumlah produk dari negara Amerika Serikat.
Sebut saja, Mcdonald, Starbuck, KFC, Pizza Hut dan lainnya. Dan yang menjadi pertanyaan mengapa produk-produk tersebut sering menjadi sasaran boikot?
Beberapa produk AS dan Israel ini menjadi target boikot beberapa negara muslim dunia, tak terkecuali di Indonesia sendiri.
Bahkan di Lebanon, seruan boikot Mcdonald dan Starbuck diumumkan di seluruh wilayah tersebut.
Seruan boikot di beberapa negara arab ini juga pernah terjadi saat gerakan intifada kedua tahun 2000an dan perang Irak. Saat itu yang diboikot adalah minuman coca-cola.
Saat Israel melakukan penyerangan terhadap Palestina pada 7 Oktober 2023, sebagai respon awal dari serangan Hamas, banyak dari negara-negara arab dan negara muslim lainnya yang menyerukan pemboikotan.
Boikot ini adalah bentuk solidaritas umum masyarakat terhadap kebijakan politik Israel yang melakukan penyerangan ke Gaza.
Kontroversi ini bermula saat McDonald mengirimkan bantuan makanan terhadap militer Israel yang tengah bertugas menyerang Gaza.
Masyarakat Arab pada umumnya mengutuk keras kejadian tersebut, di mana militer Israel sedang enak-enaknya menyantap burger, kentang bermerk McDonald’s, sementara rakyat Palestina harus menderita kelaparan dibawah kepungan militer Israel.
Akibatnya, banyak produk-produk Israel dan Amerika yang mendapat kecaman keras dari negara Arab. Seperti Burger King, Hardee’s, Papa Jhon’s dan Dominos.
“Boikot Arab terhadap waralaba AS ini karena akar konflik Israel-Palestina yang dalam,” ujar Ehsan Amin, seorang pekerja di Arab Saudi, seperti dikutip dari Suaramerdeka.
Pria berusia 35 tahun itu menyebutkan bahwa setiap orang memiliki cara masing-masing untuk melawan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Ada yang memprotes di jalanan, dan ada juga yang memilih untuk memboikot produk-produk Israel dan Amerika.
Amerika Serikat juga terkena dampak karena sebab membela kebijakan politik Israel terhadap Palestina.
Bahkan di kancah Dewan Keamanan PBB, setidaknya Amerika telah memveto 34 kebijakan yang dianggap memberi keleluasaan kepada Palestina.
Banyak dari negara-negara Muslim dan Arab yang menyayangkan sikap AS yang terlalu sering membela kebijakan Israel ini.
Boikot adalah cara yang cukup populer digunakan oleh aktivis Arab pada umumnya terhadap perusahaan multinasional yang dianggap mendukung Israel dalam menjajah tanah Palestina.
Meskipun demikian, sebenarnya kebijakan dari pusat McDonald dan waralaba yang tersebar di wilayah lokal berbeda namun juga ikut terkena dampak boikot ini.
Seperti gerai-gerai tertentu yang ada di Saudi, Qatar, Oman dan lainnya ternyata justru mendukung Palestina dengan bantuan keuangan dan pesan solidaritas.