Erdogan Kirim Ultimatum, Israel Bakal ‘Bayar Mahal’ Atas Aksi Genosida di Gaza
Share
PENUTUR.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah Israel akan ‘membayar mahal’ tindakannya untuk genosida di Jalur Gaza saat memperingati setahun agresi brutal tersebut yang jatuh pada Senin (7/10) kemarin.
Erdogan juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada warga Palestina yang telah kehilangan anggota keluarganya imbas agresi Israel yang kini meluas ke Lebanon.
“Saya mengenang dengan kesedihan puluhan ribu orang yang telah dibantai oleh pemerintah Israel yang kejam sejak 7 Oktober [tahun lalu], dan saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada saudara-saudara saya di Gaza, Palestina, dan Lebanon yang kehilangan pasangan, anak-anak, dan keluarga mereka,” tulis orang nomor satu di Turki itu di platform media sosial X, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (8/10).
Erdogan menambahkan, kebijakan Israel berupa ‘genosida, pendudukan, dan invasi’ harus segera dihentikan.
Konflik Timur Tengah yang melibatkan Israel di Jalur Gaza telah melewati satu tahun. Bermula pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, yang kemudian dibalas secara brutal oleh militer Zionis. Satu tahun berlalu, perang masih berlanjut hingga hari ini.
Dalam setahun ini, puluhan ribu warga Palestina pun telah syahid. Hingga saat ini, korban jiwa akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah mencapai 41.870 orang yang sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan. Sementara korban luka-luka mencapai 97.166 orang dan 11.000 orang masih dilaporkan menghilang.
Perang di daerah kantong yang terkepung itu juga telah menyebabkan hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza mengungsi, serta telah menjadi korban kelaparan dan penyakit yang meluas. Sangat wajar apabila semua tindakan brutal itu menjadi tuduhan genosida terhadap Israel oleh beberapa negara di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).
Aksi brutal Israel ini merupakan salah satu konflik paling merusak di abad ke-21 dan juga menjadi perang paling mematikan bagi warga Palestina dalam sejarah konflik Israel-Palestina.