LOADING

Ketik di sini

Gaya Hidup

Kandungan Natrium Dehidroasetat di Roti Okko, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan?

Share

PENUTUR.COM – Heboh penggunaan bahan pengawet kosmetik pada merek produk roti akhirnya membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turun tangan.

Dari hasil penelitiannya, BPOM menemukan sebuah kandungan Natrium Dehidroasetat di roti Okko yang digunakan sebagai bahan pengawet.

Menurut Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019, natrium dehidroasetat yang biasa digunakan sebagai pengawet kosmetik tersebut tidak terdaftar dalam bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan.

Selain itu, BPOM juga temukan produsen tidak menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten pada produk roti Okko.

Berdasarkan penemuan tersebut BPOM akhirnya memutuskan perusahaan untuk menghentikan peredaran produksi roti Okko.

Bagi Anda yang masih penasaran, natrium dehidroasetat merupakan garam natrium dari asam dehidroasetat.

Kandungan senyawa dengan struktur molekul C8H7NaO4 ini mempunyai karakter fisik seperti kristal putih atau bubuk putih, mudah larut ke air dan tak berbau.

Melansir dari Food Sweeteners, natrium dehidroasetat atau sodium dehydroacetate ini diklarifikasikan sebagai turunan piron serta sebagian besar digunakan sebagai fungisida dan juga bakterisida.

Adapun, natrium dehidroasetat ini memiliki ketahanan yang baik pada sinar cahaya.

Karena itulah, di dunia industri, zat tersebut kerap digunakan sebagai pengawet makanan.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan bahwa sejak tahun 1989, natrium dehidroasetat sudah dipastikan aman sebagai bahan pengawet makanan.

Sekarang ini, natrium dehidroasetat atau DHA-S ini juga seringkali ditambahkan di dalam produk daging yang dimasak, makanan yang dipanggang, produk kedelai yang difermentasikan dan lain sebagainya.

Bahka, senyawa ini juga dipakai di seluruh dunia sampai 0,6 persen di dalam kosmetik serta produk perawatan pribadi.

BACA JUGA  Survey membuktikan, seberapa Gen Milenial Peduli Lingkungan Hidup?

Melansir dari Fengchen Group, natrium dehidroasetat ini selalu digunakan sebagai pengawet makanan. Sebab, mempunyai efek bakteriostatik yang kuat pada bakteri pembusuk, ragi dan juga jamur dalam makanan.

Di satu sisi, bakteriostatik ini saat antibakteri mampu untuk menghentikan atau menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri itu akan jadi stasioner serta tak terjadi lagi proses multiplikasi atau perkembangbiakan.

Natrium hidroasetat juga kerap dipakai sebagai bahan pengawet di dalam kue kering, sayuran, ikan, daging dan buah-buahan.

Lalu, di industri pangan, senyawa tersebut adalah bahan pengawet yang baru dikembangkan.

Di mana, ketika ditambahkan ke dalam suatu makanan, maka natrium hidroasetat ini bisa membunuh mikroorganisme, yaitu jamur serta beberapa bakteri.

Dengan begitulah, natrium hidroasetat memiliki peran dalam pengawetan makanan dan memperpanjang masa penyimpanan makanan.

Walaupun fungsinya untuk mengawetkan makanan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan bisa berdampak buruk untuk kesehatan.

Mengutip dari Science Direct, natrium dehidroasetat ini bisa menyebabkan alergen hingga dermatitis kontak alergi.

Lalu, untuk efek samping yang mengonsumsi natrium hidroasetat secara berlebihan ini akan memicu munculnya rasa gatal, kemerahan, kulit kering, iritasi, kulit perih serta ruam.

Adapun penelitian terhadap tikus menunjukkan jika paparan dari natrium hidroasetat ini bisa menginduksi pendarahan parah serta penyimpangan penggumpalan darah atau koagulasi.

Tak hanya itu, natrium hidroasetat juga bisa menyebabkan timbulnya gagal jantung di sampel spesies anjing.

Dari penelitian tersebut menunjukkan adanya suatu potensi risiko kardiovaskular apabila terpapar senyawa natrium dehidroasetat secara berlebihan.

Tags: