Mobil Listrik Bekas Kurang Laku Dijual, Rupanya Faktor Ini yang Jadi Penyebabnya
Share
PENUTUR.COM – Tekad pemerintah untuk memperbanyak pemakaian motor dab mobil listrik di masyarakat terus dilakukan. Salah satunya dengan cara memberikan subsidi saat pembelian motor dan mobil listrik baru.
Tapi rupanya langkah pemerintah tersebut kurang menarik masyarakat. Pasalnya, beberapa orang yang telah membeli mobil listrik memutuskan untuk menjualnya lagi ke pasaran.
Salah satu faktor yang membuat masyarakat kurang antusias adalah sulitnya menjual kembali mobil listrik bekas. Apalagi jika dengan mematok harga yang tinggi.
Hal ini diakui oleh sejumlah pedagang mobil bekas. Salah satunya seperti pedagang mobil listrik di Bursa Mobil WTC Mangga Dua yang mengakui bahwa mobil listrik bekas sulit laku di pasaran.
Konsumen masih sangat banyak yang memilih untuk membeli mobil yang masih menggunakan BBM ketimbang mobil bekas bertenaga bahan bakar fosil.
Sebab katanya, banyak dari masyarakat yang masih mempertimbangkan baterai dari mobil listrik itu sendiri.
Salah seorang pedagang di Bursa Mobil WTC Mangga Dua, Insan, menyebut, harga baterai dari kendaraan listrik yang mahal membuat masyarakat masih enggan untuk membeli. Pasalnya, harga baterainya sendiri saja sudah setengah dari harga mobil.
“Faktor yang pertama, ya itu karena baterainya yang mahal, harganya lebih dari setengahnya atau 50% dari harga mobil,” kata Insan.
Selain itu, lanjut dia, faktor arus lalu lintas di Indonesia yang cenderung macet, sehingga banyak pengguna mobil listrik yang khawatir baterai mobilnya akan habis di tengah perjalanan, atau bahkan di tengah hiruk pikuk padatnya lalu lintas.
“Kedua, Wuling ini kan dari China, kalau di sana lalu lintas cenderung lancar ya, sedangkan di kita kan macet, jadi itu baterainya gak bisa diprediksi, mungkin orang takut baterai habis juga. Itu faktor kenapa orang kurang tertarik sama mobil listrik kalau menurut saya,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan, Jerry (nama samaran), ia menyebut penjualan mobil listrik belakangan ini memang cenderung melemah, dan faktor baterai yang mahal menjadi pemicu kurangnya minat masyarakat untuk membeli mobil listrik bekas
“Harga baterainya mahal. Tapi urusan kondisi baterai mobil kan ada garansi 8 tahun, itu sih nggak ada masalah ya. Cuma ya mungkin ada lah kekhawatiran dari masyarakat,” kata Jerry.
Bahkan, baik Insan maupun Jerry pun enggan untuk menggantikan baterai mobil listrik yang dijualnya. Mereka menjual apa adanya, sebagaimana kondisi saat mereka beli.
“Ini masih bawaan (pabrik) dong, kita nggak mungkin gantiin batre, yah pasti kita rugi, nggak mungkin bisa jual, baterainya saja 50% harga mobil kok,” kata Insan.
Sementara itu, Jerry menyebut kondisi baterai dari mobil listrik yang dijualnya masih bagus, sehingga menurutnya buat apa diganti, apalagi ada garansi baterai selama 8 tahun dari pihak Wuling-nya.
“Engga (diganti) dong, saya nggak mungkin ganti baru, bawaan pabrik. Karena kondisinya pas dijual masih bagus. Lagian kan ada garansi 8 tahun dari Wuling-nya,” tutup Jerry.