Hambatan Seksualitas Saat Perempuan Memasuki Masa Menopuase
Share
PENUTUR.COM – Menopause merupakan fase yang mesti dilalui semua perempuan.
Ini adalah fase yang sulit. Perempuan mengalami kulit lebih keriput, nafsu birahi menurun begitu pun dengan payudara.
Meski sudah dirangsang, vagina tak kunjung basah bahkan terasa sakit ketika berhubungan seks. Selain itu, timbul gejala sering cemas, kurang percaya diri, sulit tidur, mudah marah, merasa tidak bugar, dan merasa diri tidak cantik lagi.
Perempuan yang telah menopause akan mengalami penurunan gairah seks hingga 80%. Tapi, jangan kawatir, sekarang sudah ada terapi hormon sehingga sampai usia tua pun perempuan masih bisa menikmati seks.
Menopause bisa menyebabkan dampak psikologis bagi perempuan. Mereka yang merasa tidak mampu lagi mengimbangi suami dalam hal hubungan seksual, secara psikologis akan menganggap dirinya tidak berguna.
Perempuan menjadi berpikir negatif bahwa pasangannya akan mencari orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Seks merupakan eskpresi cinta. Oleh karena itu, pemberian kasih sayang dan perhatian pada suaminya tidaklah cukup jika tidak melibatkan hubungan intim.
Ini juga berarti perempaun masih dibutuhkan oleh pasangannya. Merasa diri diperlukan, merasa diri dicintai. Itu adalah penting.
Kapan gairah seks mulai menurun? Di Indonesia, rata-rata pada usia 47 tahun. Sejak usia inilah kemampuan seks perempuan akan menurun secara alamiah.
Semakin lanjut usia, frekuensi hubungan seks akan menurun. Mulai usia 40 tahun, hubungan seks akan dilakukan 2 kali seminggu. Namun pada usia 55-90 tahun, berkurang menjadi hanya satu kali dalam seminggu.
Terapi hormon
Untuk menghilangkan keluhan yang berkaitan dengan menopause, terapi hormon sangat diperlukan. Usia berapa dimulainya terapi hormon ini? Bisa dimulai pada usia 45 tahun.
Alasannya, agar tidak terjadi penurunan estrogen secara drastis. Jadi, ketika hormon estrogen mulai menurun, sudah ditambahkan lewat terapi sulih hormon. Sehingga, perubahannya pun tidak terjadi drastis.
Namun, jangan lupa, pemberian hormon ini harus dalam pengawasan dokter. Sebab, bagaimanapun terapi ini memiliki efek samping seperti kegemukan, perdarahan bahkan vulva (klitoris) akan semakin membesar.
Kebanyakan, pasien yang melakukan terapi sulih hormon berasal dari golongan menengah.
Alasannya, karena mereka lebih mengerti informasi dan menginginkan kehidupan yang berkualitas. Dan kualitas hidup menjadi lebih baik setelah mengikuti terapi sulih hormon.
Pemberian estrogen dalam terapi berguna dalam menormalkan kembali jumlah hormon ini. Juga, memperbaiki berkurangnya lendir pada vagina, dapat mengurangi gangguan neuropsikologik serta meningkatkan kebugaran.
Hormon estrogen didapati dalam banyak sediaan, ada kapsul, injeksi dan koyo.
Komposisi estrogen dalam terapi hormon bermacam-macam. Ada yang diberikan preparat tunggal estrogen saja, ada juga yang berupa campuran dengan progesteron.
Hormon ini berfungsi menekan efek samping yang bisa ditimbulkan oleh estrogen, seperti timbulnya kanker payudara.
Di luar negeri ada penelitian tentang pemberian testosteron yang dicampur dengan estrogen pada wanita. Selama ini, kadar testoteron diperiksa untuk melihat gairah seks pada pria.
Dan, ternyata pada wanita pun pengaruh testoteron juga ada. Meski jumlahnya sangat sedikit, testosteron sangat dibutuhkan wanita untuk gairah seksnya.
Jeli Vagina
Selain terapi hormon, banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kehidupan seks wanita pada usia lanjut.
Pemberian krim KJ-Jelly ke dalam vagina sesaat sebelum penetrasi penis sangat berguna dalam mengatasi kekeringan vagina
Jangan Lupakan Gizi
Ketika memasuki usia 40 tahun atau dikenal premenopause para wanita sebaiknya sudah mulai mengubah gaya hidup.
Misalnya, makan mulai diatur, menghindari makanan yang terlalu banyak karbohidrat, lemak dan kolesterol.
Mereka dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat. Misalnya, sayur-sayuran.
Selain itu, perbanyak makanan yang bersumber dari fitoestrogen seperti tahu dan tempe. Minum jus dan susu juga sangat bermanfaat bagi kesehatan usia tua.
Jangan lupakan tidur yang cukup yaitu sekitar 6 – 8 jam dan hidup lebih santai.
Olahraga ringan seperti jalan kaki ke pasar, ngantar anak ke sekolah, dan melakukan pekerjaan rumah tangga juga tidak ada salahnya.
Yang terpenting, hindari kebiasaan buruk seperti ngemil dan merokok. Kebiasaan itu akan membuat menopause terjadi lebih dini.