Yang Perlu Diketahui Saat Memilih Baby Sitter untuk Anak
Share
PENUTUR.COM – Jika tak bisa sering berada di rumah, Anda perlu seseorang yang mengasuh bayi atau balita Anda.
Banyak alternatif untuk mengasuh bayi. Misalnya, Anda bisa menitipkan anak kepada keluarga.
Kalau tak ada keluarga yang tinggal bersama atau berada di dekat rumah, Anda bisa menitipkan si kecil di rumah penitipan anak. Atau Anda bisa menyewa pengasuh bayi (babysitter).
Saat ini, banyak ibu-ibu menggunakan babysitter untuk mengasuh anaknya. Pertanyaannya, apakah babysitter merupakan cara yang baik untuk mengasuh anak Anda?
Babysitter sebaiknya bisa berfungsi sesuai kebutuhan bayi. Artinya, ia harus bisa memberikan kasih sayang, mencuci popok bayi, memberi makanan bayi, dan mengajaknya bermain.
Masalahnya, saat ini masih cukup banyak kasus-kasus pengaduan ibu tentang perilaku buruk babysitter.
Ada babysitter yang kerjanya cuma menonton TV, sementara anak atau bayi yang diasuhnya dibiarkan tidur di lantai sambil mengisap jempol kaki pengasuhnya.
Ada babysitter yang hanya mau menggendong bayi dan tidak mau membilas popok ataupun mengganti popok bayi.
Ada juga babysitter yang memberi makan anak terlalu banyak. Sebaliknya, ada juga babysitter yang tidak memberi makan anak dalam jumlah yang cukup padahal ibu sudah menyediakan makanan yang bergizi dalam jumlah yang cukup.
Yang paling sering adalah anak dibiarkan menonton televisi sementara babysitter asik sendiri dengan ponselnya.
Bahkan ada babysitter yang memberikan obat tidur kepada bayi atau anak asuhnya agar tidak rewel. Tentu saja, perilaku babysitter seperti itu membahayakan anak.
Memang anak sebaiknya dititipkan ke keluarganya. Menitipkan anak ke nenek, kakek, tante atau saudara kandung yang lain dirasa lebih aman, sebab mereka masih memiliki hubungan darah dan kasih sayang yang timbul keluar dari hati yang tulus dan ikhlas.
Jika anak tidak bisa dititipkan ke keluarga, apa boleh buat, Anda harus menyewa babysitter. Sebaiknya Anda perlu menyeleksi babysitter.
Syarat babysitter yang Baik
Sifat babysitter yang paling utama adalah memiliki kasih sayang. Sifat itu merupakan naluri keibuan.
Dengan sifat kasih sayang, babysitter akan mampu memberikan kasih sayang kepada anak orang lain dan bahkan mampu memperlakukan anak majikan seperti anaknya sendiri.
Yang kedua adalah mampu memenuhi kebutuhan anak seperti mengatur menu makan, memberikan makan pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat, mengajaknya bermain, dan mampu mengatasi kasus gawat darurat yang kecil pada anak.
Misalnya anak itu mengalami cedera, ia harus bisa cepat mengatasi. Atau misalnya anak itu panas, diare, muntah, ia harus tahu apa yang harus dilakukan.
Hal lain yang penting dimiliki oleh babysitter adalah kemampuannya dalam menstimulasi bayi. Stimulasi sangat penting dalam perkembangan bayi.
Dengan kata lain, bayi akan cepat berkembang bila distimulasi. Contohnya ada seorang anak yang bicaranya terlambat. Saat dilakukan pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.
Lalu kita tanya, di rumah dia bersama siapa, ternyata dengan babysitter yang sifatnya pendiam. Padahal perkembangan anak sangat dipengaruhi lingkungan. Kalau tiap hari babysitternya diam saja, anaknya akan diam.
Kadang-kadang babysitter sangat takut kepada majikan. Akhirnya, ia merasa sangat takut jika anak jatuh atau terbentur lantai atau tembok. Untuk itu, ia menggendong anak terus sepanjang hari. Padahal dengan cara tersebut, anak tidak tumbuh karena tidak ada stimulasi.
Seorang ibu perlu juga menyeleksi institusi asal babysitter tersebut, agar kemampuan seorang babysitter terjamin. Pilihlah yayasan yang dikelola oleh dokter atau perawat.
Lalu, lihat apakah ada pelatihan terhadap calon babysitter atau tidak. Materi pelatihan tentu saja mencakup kemampuan babysitter dalam mengasuh anak dan memberikan pertolongan pada kecelakaan.
Apakah di yasayan penyalur babysitter dilakukan pelatihan? Menurut seorang pengurus di salah satu tempat penyalur babysitter di kawasan Klender Jakarta Timur, syarat untuk menjadi babysitter adalah minimal anak SMP, usia 17 tahun ke atas, memiliki hasil tes kesehatan yang baik, dan mempunyai sifat penyayang.
Selanjutnya, dilakukan pelatihan oleh perawat selama 3 bulan sampai 1 tahun.
Meskipun di yayasan tempat penyalur babysitter sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan, Anda perlu melakukan pemeriksaan kesehatan ulang terhadap babysitter yang terpilih.
Lakukan lagi cek up ke dokter untuk memeriksa apakah babysitter mempunyai penyakit menular yang membahayakan anak dan bayi. Misalnya, pemeriksaan TBC.
Setelah mendapatkan babysitter yang baik, Anda tetap harus mengawasinya. Misalnya, lakukan pemeriksaan secara mendadak pada jam kerja. Anda harus meluangkan sedikit waktu untuk melihat pekerjaan babysitter.
Babysitter sebaiknya bekerja hanya pada saat jam ibu bekerja. Selebihnya, anak harus diasuh oleh ibu sendiri. Jangan sampai ibu sudah ada di rumah, anak masih diasuh oleh babysitter atau bila anak sakit, babysitter yang mengantarnya ke dokter.
Saat berwisata pun, sebaiknya ibu tetap mengasuh anak. Bila ada ibu, fungsi babysitter hanya membantu.
Bila anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan babysitter, anak menjadi lengket ke babysitter. Ikatan anak dan ibu sendiri akhirnya kian merenggang.
Anak tidak bisa merasakan kasih sayang yang sebenarnya. Akhirnya ia akan tumbuh liar dan tidak punya rasa kasih sayang. Ia akan berkembang apa adanya.
Padahal pada tahun-tahun pertama, emosi anak justru sedang berkembang. Bila kita berikan dengan kasih sayang yang tulus terutama kasih sayang dari ibunya sendiri, maka anak akan mempunyai perasaan halus dan menjadi mudah untuk mengarahkan anak taat pada norma-norma yang ada di masyarakat.
Banyak anak yang dibesarkan oleh babysitter mempunyai sifat yang tidak sopan terhadap orang tua. Itu merupakan salah satu dampak buruk babysitter. Jadi, sebaiknya, menyewa babysitter hanya jika keadaan Anda sudah sangat mendesak.
Tip Memilih Babysitter
- Pilih babysitter dari lembaga atau yayasan yang melakukan pelatihan kepada calon baby sitter. Lebih baik kalau pengelolanya dokter atau perawat.
- Pilih baby sitter yang memiliki sifat penyayang, memiliki kemampuan mengasuh (termasuk pengetahuan tentang kebutuhan anak), dan kemampuan memberikan pertolongan pertama
- Kemampuannya menstimulasi anak juga penting. Stimulasi penting bagi perkembangan anak.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan ulang terhadap baby sitter untuk mencegah ada penyakit menular
- Lakukan pemeriksaan mendadak pada jam kerja untuk mengetahui cara kerja baby sitter
- Sebaiknya baby sitter mengasuh anak hanya jika Anda sedang bekerja di luar rumah; lebih baik Anda yang mengasuh anak jika Anda di rumah
Rumah Penitipan, Suatu Alternatif
Alternatif lain adalah rumah penitipan anak. Di tempat tersebut, ada ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, situasi rumah yang nyaman, dan ada interaksi orang-orang yang ada di dalam situ.
Jika anak ditaruh di rumah penitipan anak, karena ada manfaat lain yaitu sosialisasi bagi anak.
Pemilihan rumah penitipan juga harus selektif. Pertama perlu dilihat apakah tenaganya memadai? Apakah kapasitas rumah sebanding dengan jumlah anak? Satu rumah sebaiknya untuk sekitar 5-6 orang.
Rumah penitipan anak yang baik juga harus memantau perkembangan anak, pertumbuhan anak, dan kesehatannya. Secara periodik, kesehatan anak harus diperiksa. Makan pun harus diawasi oleh dokter.
Meskipun anak sudah dititipkan di rumah yang baik, orang tua juga harus tetap mengetahui sejauh mana perkembangan anaknya.
Jangan ragu untuk bertanya kepada pengurus rumah titipan: apakah anak sudah bisa duduk apa belum, stimulasi apa yang digunakan, diberi makanan apa, dan sebagainya.