LOADING

Ketik di sini

Gaya Hidup

Gejala-Gejala Serupa Tapi Tak Sama Antara Flu, Pilek dan COVID-19

Share
Sakit flu. Gambar: Andrea Piacquadio @Pexels

PENUTUR.COM – Penyakit ini sering muncul di musim hujan. Gejala-gejalanya yang begitu khas: badan terasa letih dan pegal-pegal, persendian ngilu, sakit kepala, sakit telinga, batuk, deman, dan sering disertai pilek yang membuat hidung tersumbat. Pendek kata, flu membuat tubuh serasa rontok tidak berdaya.

Flu disebabkan oleh virus, menular melalui udara dan dengan mudah menghinggapi siapa saja yang tidak “fit” alias daya tahan tubuh sedang melemah. Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terkena flu.

Karena pada usia belia, tingkat kekebalan tubuh terhadap serangan virus atau bakteri masih rendah

Pada banyak kasus, flu sering dianggap sebagai penyakit “biasa” yang cukup diatasi dengan obat antiflu, mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan istirahat yang cukup. Namun tidak sedikit muncul kasus flu berat yang memerlukan penangangan medis serius.

Pada anak-anak, flu berat bisa memicu berbagai komplikasi penyakit. Salah satunya penyakit pneumonia atau paru-paru basah.

Ini terjadi lantaran virus flu menyerang hidung dan mengakibatkan infeksi pada saluran pernapasan atas. Malah beberapa jenis virus flu bisa pula menyerang paru-paru anak. Bila ini terjadi, anak memerlukan perawatan intensif.

Flu juga dapat membuat daya tahan selaput lendir saluran napas menjadi lemah, sehingga mudah terinfeksi bakteri.

Akhirnya anak menderita penyakit radang sinus (sinusitis), radang telinga tengah (otitis media), dan radang pipa napas baru (bronchitis). Dalam kondisi parah, penyakit-penyakit ini bisa membahyakan jiwa si anak.

Bila anak Anda terserang flu, segera lakukan tindakan perawatan agar flu-nya tidak semakin parah. Suruhlah anak Anda beristirahat, minum air putih yang banyak, berilah obat-obat tanpa resep yang bisa menghilangkan gejala-gejala flu, dan jauhkan anak dari ruangan ber-AC.

BACA JUGA  11 Risiko Terserang Jantung Koroner

Hindari pemberian obat antibiotik pada anak-anak yang menderita flu. Sebab, flu disebabkan oleh virus, sementara antibiotika hanya efektif mengatasi penyakit karena bakteri.

Segera bawa buah hati Anda ke dokter bila dalam beberapa hari flu tidak mereda, bahkan bertambah parah dengan gejala-gejala berikut:

  • napas sesak atau sulit bernapas
  • batuk terus menerus lebih dari tiga minggu
  • sakit tenggorokan
  • sulit menelan
  • sakit telinga
  • lebih dari 24 jam suhu tubuh di atas 38 derajat celsius

Dari pada terus menerus mengobati flu pada anak, ada baiknya Anda melakukan pencegahan. Upayakan agar daya tahan tubuh si kecil meningkat, sehingga tubuhnya mampu menangkal serangan flu. Kuncinya, biasakan buah hati Anda menerapkan pola hidup sehat berikut ini:

  • Banyak makan buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C.
  • Tidur cukup. Bayi yang baru lahir butuh tidur 18 jam sehari. Anak yang lebih besar butuh tidur 12-13 jam sehari. Anak berusia 4-6 tahun butuh tidur 10 jam sehari.
  • Berikan ASI pada bayi, karena ASI terbukti dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
  • Rajin berolah raga. Aktivitas olahrga bersama anak, seperti bersepada atau berlari dapat menjaga sistem kekebalan tubuh.
  • Biasakan anak menjaga kebersihan. Misalnya, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
  • Biasakan sarapan setiap pagi. Sarapan memperkuat pertahan tubuh sehingga terhindar dari serangan virus flu dan masuk angin.

Pilek atau Flu?

Flu (influenza) dan pilek (common cold)  atau selesma sering disamakan karena gejalanya yang mirip, tetapi sebenarnya keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda. Berikut ini beberapa perbedaan penting:
Penyebab:
Flu disebabkan oleh virus influenza, yang terdiri dari tiga jenis: A, B, dan C. Virus influenza A dan B adalah penyebab flu yang paling umum pada manusia.
Pilek disebabkan oleh berbagai virus, termasuk rhinovirus, coronavirus (bukan virus COVID-19), adenovirus, dan virus parainfluenza.

BACA JUGA  Teknik Mengendalikan dan Mengelola Amarah

Gejala:
Gejala flu biasanya lebih parah dan tiba-tiba muncul, termasuk demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, kelelahan yang parah, batuk kering, sakit tenggorokan, dan kadang-kadang pilek. Gejala flu bisa membuat seseorang merasa sangat tidak enak badan.
Gejala pilek lebih ringan daripada flu dan sering berkembang secara bertahap. Gejala pilek meliputi pilek atau hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan ringan, dan kadang-kadang batuk.

Durasi:
Flu biasanya bertahan selama 1-2 minggu, dengan gejala paling parah terjadi pada beberapa hari pertama.
Pilek biasanya berlangsung lebih singkat, sekitar 7-10 hari, meskipun pilek bisa bertahan lebih lama pada beberapa kasus.

Keparahan:
Flu sering kali menyebabkan gejala yang lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada kelompok yang rentan seperti anak-anak kecil, lansia, dan individu dengan kondisi medis yang sudah ada.
Pilek biasanya merupakan penyakit yang ringan dan jarang menyebabkan komplikasi serius.
Meskipun ada perbedaan ini, penting untuk diingat bahwa diagnosa yang tepat dapat dibuat oleh profesional medis.

COVID-19 atau Flu?

COVID-19 adalah penyakit yang gejala-gejalanya mirip flu. Namun COVID-19 disebabkan oleh coronavirus sementara flu disebabkan virus influenza.

Ada banyak varian virus COVID-19, yang terakhir, Januari 2024 dikenal varian Omicron XBB yang merupakan hasil rekombinasi dari dua varian sebelumnya, yaitu BA.2.10.1 dan BA.2.75.

Gejala dari varian Omicron XBB ini diperkirakan lebih ringan daripada varian sebelumnya. Banyak penderita sering mengalami gejala yang mirip dengan flu biasa dan sering kali mengabaikannya.

Berikut adalah beberapa gejala Omicron XBB yang perlu diwaspadai dikutip dari siloamhospitals.com:

  • Demam: Gejala demam yang dapat berlangsung hingga sepuluh hari, meskipun tidak semua penderita mengalaminya.
  • Batuk: Batuk kering yang disertai rasa gatal di tenggorokan, biasanya membaik dalam waktu tiga sampai lima hari setelah diagnosis positif.
  • Pilek: Gejala pilek yang sering muncul, meskipun sulit untuk dibedakan dengan flu biasa tanpa pengujian tambahan seperti swab antigen atau PCR.
  • Sakit Kepala: Penderita Covid XBB sering mengalami sakit kepala yang terasa seperti tertekan atau pusing, sebagai respons terhadap peradangan akibat tubuh melawan virus.
  • Lemas: Rasa lemas dan kehilangan tenaga sering dialami, disertai dengan nyeri pada otot dan sendi.
  • Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, dan diare dapat terjadi, baik sebagai dampak langsung dari infeksi maupun efek samping dari pengobatan.
  • Sesak Napas: Beberapa penderita mungkin mengalami sesak napas, yang merupakan gejala dari infeksi virus dan dapat membaik seiring dengan perkembangan resistensi tubuh terhadap COVID-19.
  • Gangguan penciuman dan pengecapan (Anosmia dan Ageusia): Meskipun jarang terjadi pada Omicron XBB, gejala hilangnya kemampuan mencium aroma atau mengecap rasa bisa saja terjadi.
BACA JUGA  Kerusakan Mata Akibat Diabetes

Jika gejala sesak napas semakin berat atau disertai dengan gejala lain seperti nyeri dada, segera cari bantuan medis.

Tags: