Tangani Wasir Tanpa Operasi Tapi dengan Mengikat Pembuluh Darah
Share
PENUTUR.COM – Wasir atau hemorrhoid atau ambeien adalah suatu keadaan saat terjadi pembesaran atau pelebaran pembuluh darah vena di daerah bagian atas anus karena adanya sumbatan.
Karena sumbatan tersebut, aliran balik darah terhambat sehingga di bagian bawah (dekat anus) mengembang, membesar, dan membentuk benjolan. Awalnya, benjolan ini kecil tetapi lama-kelamaan bisa merosot ke bawah dan mengakibatkan perdarahan serta nyeri yang sangat.
Wasir dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Namun, kabarnya lebih banyak diderita pria ketimbang wanita.
Penyebabnya, mungkin, karena pria relatif lebih sering berada di luar rumah daripada wanita. Kondisi ini mendorong para pria untuk memiliki pola makan yang tidak teratur. Pola makan yang kurang serat memicu terjadinya wasir.
Gejala-gejala yang biasa ditemui para penderita wasir adalah menetesnya darah segar dari anus setelah mengeluarkan kotoran, benjolan lunak sekitar dubur, nyeri sewaktu membuang kotoran, gatal di sekitar dubur, konstipasi, dan pembesaran wasir sehingga menyumbat aliran kotoran.
Faktor penyebab wasir sendiri bermacam-macam: faktor keturunan, kehamilan, kegemukan, penggunaan suppositoria (obat yang digunakan dengan cara memasukkannya ke lubang anus) dalam jangka waktu lama, iklim, dan lain-lain.
Selain itu, makanan dengan serat rendah dan karbohidrat tinggi mampu menyebabkan terjadinya sembelit atau sulit buang air besar sehingga bisa memicu terjadinya wasir.
Penyakit yang menyebalkan ini biasanya diatasi dengan tindakan operasi. Jika demikian, pasien harus berhadapan dengan peralatan bedah yang lumayan “menakutkan”.
Plus, mengalami nyeri selama beberapa hari pascaoperasi. Namun, di luar pilihan tersebut, sebenarnya ada alternatif. Misalnya, teknik pengobatan wasir tanpa operasi yang dikenal dengan Transproctoscopic Doppler Ultrasound Haemorrhoidal Artery Ligation atau TDUHAL.
Teknik ini dibantu dengan Doppler untuk mendeteksi pembuluh darah yang membesar. Disebut juga dengan Doppler-guided Hemorrhoid Artery Ligation-recto Anal Repair (Dg-HAL RAR).
Teknik mengikat pembuluh darah ini ditemukan di Australia pada sekitar 1994 oleh Procto Center Sydney.
Kemudian, tiga tahun kemudian, teknik ini diperkenalkan ke Indonesia. Prinsip kerja TDUHAL adalah dengan mengikat pembuluh darah di bagian atas dari wasir. Pada operasi, pembuluh darah itu dipotong.
Setelah bagian atas diikat, otomatis pembuluh di bagian bawahnya tak akan menerima suplai darah lagi sehingga diharapkan benjolan itu akan menyusut.
Biasanya, dalam tiga hari setelah pengikatan, pembuluh itu akan “mati”. Untuk mengikat pembuluh darah tersebut digunakan benang operasi yang sintetis, yang akan hancur dengan sendirinya sehingga tak memicu alergi.
Secara teoritis, benang ini akan hancur dalam waktu tiga bulan. Tapi, umumnya, benang ini telah hancur dalam dua minggu.
Pada terapi TDUHAL, yang diikat hanya pembuluh darah yang tersumbat. Keberadaan pembuluh yang bermasalah ini akan dideteksi alat khusus bernama Doppler Ultrasound yang dimasukkan ke dalam anus.
Instrumen ini memiliki prinsip kerja serupa dengan alat ultrasonografi yang lain, yaitu memakai gelombang suara.
Cuma, pada Doppler Ultrasound, frekuensi yang dipakai lebih rendah dibandingkan alat ultrasonografi yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan.
Dalam TDUHAL, frekuensi yang dipakai adalah sekitar 10 MHz. Sementara, frekuensi ultrasonografi yang digunakan pada pemeriksaan kehamilan sekitar 2,5 sampai 5 MHz.
Biasanya penerapan teknik TDUHAL memakan waktu 15 menit. Setelah terapi tuntas, sebenarnya pasien sudah bisa langsung pulang.
Namun, berdasarkan pengalaman, mereka membutuhkan rileksasi sekitar setengah jam karena mengalami ketegangan.
Sesudahnya, pasien baru meninggalkan klinik. Seminggu berselang, si pasien harus kembali untuk kontrol.
Sebelum terapi, pasien tak perlu mempersiapkan hal yang khusus.Tak ada kontraindikasi untuk pelaksanaan operasi ini. Yang penting, pasien bisa tenang sebelum dan selama menjalani terapi.
Pada saat terapi akan dilakukan, perut pasien sebaiknya dalam keadaan kosong. Lazimnya, pasien akan ditawari obat pencahar.
Namun, pasien boleh menolak tawaran tersebut. Syaratnya, yang bersangkutan bisa mengatur sendiri bahwa tidak makan terlampau banyak pada malam sebelumnya dan bisa buang air besar di pagi harinya.
Setelah buang air besar itu, pasien hanya diperkenankan minum dan tak boleh mengonsumsi makanan padat.
Secara teoritis, TDUHAL tak bisa diterapkan pada semua stadium wasir. Pada stadium empat yang terlalu lanjut, yaitu ketika perdarahan pembengkakan telah menetap, biasanya TDUHAL tak dianjurkan untuk dilakoni.
Sementara itu, penerapan TDUHAL pada pasien stadium awal, tingkat keberhasilannya mencapai 80 persen.
Kegagalan bisa terjadi karena kesalahan saat mendeteksi pembuluh darah yang perlu diikat. Atau, benjolannya sudah terlalu lama. Untuk kondisi yang terakhir ini, mau tak mau, pembuluh darah mesti dipotong.