Menkeu Purbaya Keluhkan Impor BBM Tinggi Gegara Pertamina Malas Bangun Kilang
Share
PENUTUR.COM — Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menumpahkan kekesalannya terhadap PT Pertamina (Persero) dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (1/10).
Ia menilai perusahaan migas pelat merah itu tak kunjung menepati janji membangun kilang minyak baru, padahal subsidi energi terus membengkak akibat tingginya impor BBM.
“Bukan kita tidak mampu membangun, tapi Pertamina malas-malesan saja,” kata Purbaya, seperti disiarkan TV Parlemen.
Menurutnya, puluhan tahun Indonesia dibiarkan bergantung pada impor. Subsidi energi pun menyedot APBN ratusan triliun rupiah setiap tahun.
“Solar, diesel, kita impor sampai puluhan miliar dolar. APBN habis untuk menutup itu,” ucapnya.
Purbaya juga mengingatkan kembali janji Pertamina pada 2018 untuk membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun.
“Nyatanya sampai sekarang enggak ada satu pun yang berdiri,” tegasnya.
Ia bahkan menyebut Pertamina pernah menolak tawaran investor asal China yang siap membangun kilang dengan skema pengalihan kepemilikan setelah 30 tahun.
Penolakan itu dilakukan dengan alasan Pertamina sudah punya rencana sendiri. “Tapi faktanya kosong. Janji tujuh kilang tidak ada yang jadi,” katanya.
Dalam rapat, Purbaya mendesak DPR ikut menekan Pertamina agar segera merealisasikan pembangunan kilang.
“Kalau saya kontrol sendiri tidak cukup. DPR juga harus ikut, karena negara rugi besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, serangkaian kebakaran di kilang Pertamina beberapa tahun terakhir memperburuk situasi dan menambah kerugian negara.
Sebagai catatan, pemerintah menganggarkan subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp498,8 triliun dalam APBN 2025.
Hingga Agustus, realisasinya sudah Rp218 triliun atau 43,7 persen dari pagu. Konsumsi BBM, LPG 3 kg, listrik bersubsidi, hingga pupuk terus menunjukkan tren naik.
“Kalau kondisi ini terus dibiarkan, APBN akan semakin terbebani, sementara Pertamina tidak ada gebrakan nyata,” pungkas Purbaya.


