LOADING

Ketik di sini

Teknologi

Mengandung Unsur Kekerasan, Benarkah Pemerintah Bakal Blokir Game Roblox?

Share

PENUTUR.COM — Wacana pemblokiran platform Game Roblox, yang belakangan ini sangat populer di kalangan anak-anak (Gen Alpha) dan remaja (Gen Z), mencuat kembali dan jadi sorotan publik.

Isu pemblokiran ini sebenarnya sudah terdengar sejak 23 Juli 2025 lalu, saat ini semakin ramai dibicarakan setelah seruan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, yang melarang anak-anak bermain game Roblox.

Diketahui, latar belakang pemblokiran ini bukan hanya karena game tersebut belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), tetapi juga karena dinilai tidak layak dimainkan oleh anak-anak.

Mendikdasmen menyebutkan bahwa Roblox menampilkan adegan kekerasan serta bahasa kasar yang tidak pantas ditiru anak-anak.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, turut menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu melakukan pemblokiran terhadap Game Roblox jika terbukti mengandung unsur kekerasan atau hal lain yang berpotensi berdampak negatif bagi usernya.

Meski begitu, hingga saat ini wacana pemblokiran tersebut belum direalisasikan. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih melakukan kajian dan evaluasi lebih lanjut terhadap platform Game Roblox ini.

Diketahui, Roblox adalah salah satu platform game digital yang bermarkas di San Mateo, California, didirikan oleh David Baszucki dan Erik Cassel Markas pada tahun 2004.

Roblox memungkinkan penggunanya untuk mengkreasikan desain permainan mereka sendiri serta menikmati kreasi permainan dari pemain lain di seluruh dunia.

Salah satu daya tarik dari Game Roblox adalah fitur multiplayernya. Dengan fitur tersebut para penggunanya dapat terhubung dengan pemain lain hingga lintas negara.

Melalui fitur chat, voice dan sistem mutual, para penggunanya dapat berinteraksi langsung. Hal ini menjadi nilai plus yang digemari penggunanya, karena dapat memberi kesempatan menambah teman, membentuk komunitas, hingga kolaborasi digital.

BACA JUGA  Maukah Anda Memakan Pangan Hasil Rekayasa Genetik?

Meski Roblox kaya akan fitur yang mendukung kreativitas serta interaksi sosial, Roblox masih menuai kritik, terutama yang saat ini menjadi kekhawatiran pemerintah Indonesia.

Salah satunya adalah kurangnya filter terhadap konten buatan pengguna yang bisa saja mengandung unsur kekerasan, seksual, atau bahasa kasar.

Fitur interaksi lainnya seperti chat dan voice dinilai juga rawan disalahgunakan, terutama jika dimainkan oleh anak-anak tanpa pengawasan orang tua.

Di tengah pro dan kontra yang hadir, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pengawasan aktivitas digital anak, termasuk bermain game online.

Terlepas dari sisi positif maupun negatifnya, pengawasan dan literasi digital adalah kunci agar anak-anak dapat bermain dengan aman tanpa kehilangan nilai edukatif dan nilai sosial yang bisa diperoleh dari platform game seperti Roblox.

 

 

Tags:

You Might also Like