Pasca Ribut dengan Trump, Zelenskyi Tolak Minta Maaf: Hanya Dialog yang Alot
Share

PENUTUR.COM– Zelenskyi tolak minta maaf pasca ribut dengan Trump di Gedung Putih dan mengatakan bahwa saat itu hanya dialog yang alot.
Adapun pertengkaran antara Presiden Ukraina Vladimir Zelenskyi dengan Presiden AS Donald Trump dan Wapres J.D. Vance pada Jumat 27 Februari lalu.
Dalam pertemuan yang berujung pada perdebatan panas itu juga disaksikan oleh media Amerika dan media internasional.
Zelenskyi menyampaikan bahwa dirinya tidak yakin dalam pertemuan dengan Trump, bahwa dirinya melakukan sesuatu yang buruk.
Saat melakukan wawancara dengan salah satu televisi internasional, Zelenskyi menyampaikan bahwa saat di Gedung Putih yang terjadi hanyalah debat yang a lot.
“Dalam dialog yang alot seperti itu, saya pikir kita harus sangat jujur dan kita harus sangat langsung untuk saling memahami,” kata Zelenskyi.
Zelenskyi menegaskan bahwa dirinya menolak untuk meminta maaf ke pada Trump.
“Tidak, saya menghormati presiden dan saya menghormati rakyat Amerika. Saya tidak yakin kami melakukan kesalahan,” kata Zelenskyi.
Zelenskyi juga menyampaikan bahwa dirinya harus melakukan diskusi secara pribadi dengan Trump.
“Saya pikir mungkin terkadang beberapa hal harus kita diskusikan di luar media, dengan segala rasa hormat terhadap demokrasi dan kebebasan media,” katanya.
Sedangkan kedatangan Zelenskyi sendiri ke Gedung Putih, diharapkan akan menandatangani kesepakatan besar yang memberikan hak Amerika atas sumber daya mineral Ukraina.
Namun, pertemuan itu dengan cepat berubah menjadi perdebatan sengit, dengan Trump memberi tahu Zelensky bahwa ia “tidak dalam posisi untuk mendikte,” pihak Amerika.
Dalam kesempatan itu, Trump juga menuduh menuduhnya Zelensky gagal menunjukkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan Washington kepada Kiev.
“Ia tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang disayanginya. Ia dapat kembali ketika ia siap untuk perdamaian,” kata Trump dalam pernyataan Gedung Putih setelah pertemuan tersebut.
Trump menekankan bahwa meskipun Amerika mencari penyelesaian damai atas konflik Ukraina, ia yakin Zelensky lebih fokus untuk mengamankan keterlibatan Amerika dalam jangka panjang.
“Kami mencari perdamaian. Kami tidak mencari seseorang yang akan merekrut kekuatan besar dan kemudian tidak berdamai karena mereka merasa berani,” kata Trump.
“Kami tidak ingin terlibat dalam perang selama 10 tahun. Ini adalah orang yang ingin merekrut kami dan terus berjuang,” tambah Trump.