Ganjar Pranowo Copot Kepala SMKN 1 Sale Rembang yang Lakukan Pungli Berkedok Infak ke Siswa
Share
PENUTUR.COM – Langkah tegas diambil Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo setelah mendapat informasi adanya pungutan liar di sebuah sekolah negeri.
Diketahui Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sale Kabupaten Rembang menarik pungutan dari para siswa berkedok infak untuk pembangunan mushala.
Atas tindakannya itu, Ganjar Pranowo membebas tugaskan oknum kepala sekolah tersebut dan meminta uang yang sudah ditarik dari siswa untuk dikembalikan.
“Dia kita bebas tugaskan. Kemudian kita melakukan pengecekan dan minta uang tarikan untuk dikembalikan,” kata Ganjar Pranowo dilansir dari Antara, Kamis (13/7).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa langkah tegasnya itu dimaksudkan untuk mengantisipasi munculnya kejadian serupa di sekolah lain.
Selain itu, sanksi yang diberikan kepada Kepala SMKN 1 Sale juga sebagai pengingat agar para kepala sekolah dan guru di wilayahnya tidak melakukan hal serupa.
Pasalnya, Ganjar Pranowo mengaku dirinya sudah berulangkali menegaskan agar pihak sekolah tidak menarik iuran dalam bentuk apa pun dari sisswa.
“Jadi, kami titip kepada kawan-kawan guru, kawan-kawan kepala sekolah, agar berhati-hati betul pada soal tarikan-tarikan kepada siswa agar tidak memberatkan,” ungkapnya.
Ganjar Pranowo beralasan, banyak cara-cara keratif yang bisa dilakukan pihak sekolah tanpa harus memberatkan orang tua siswa. Ia mencontohkan beberapa sekolah dengan mengundang alumnus yang sukses untuk ikut berperan membangun sekolahnya.
“Ada beberapa sekolah cukup kreatif. Dia membangun dengan mengundang alumni, itu kan boleh, tapi bukan (menarik pungutan ke) siswa, kasihan siswanya,” jelas Ganjar Pranowo.
Saat dugaan pungli di SMKN 1 Sale mencuat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan dan penyelidikan langsung ke sekolah tersebut.
Hasilnya, yang bersangkuta mengakui adanya pungutan dengan dalih untuk pembangunan mushala maupun sarana ibadah lainnya lewat komite sekolah yang sudah dilakukan sejak tahun 2022.
Dari total 534 siswa, ada 460 siswa di antaranya sudah membayar, 44 siswa lain tidak membayar karena tergolong tidak mampu, dan 30 siswa sisanya tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun ke empat sekolah.
“Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen,” jelas Uswatun Hasanah.***