LOADING

Ketik di sini

Gaya Hidup

15 Vaksin, yang Wajib Plus Vaksin Tambahan Rekomendasi IDAI

Share
Anak divaksin. Gambar: CDC @Unsplash

TBC

Penyakit ini menyebabkan anak tidak nafsu makan, selalu batuk di dalam hari, tubuh kurus dan demam dan berkeringat di malam hari.

TBC menyerang paru-paru namun dapat menyebar ke organ tubuh yang lain.

Imunisasi untuk TBC dinamakan BCG dan diberikan melalui suntikan.

Vaksin BCG disuntikan intrakutan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Bayi dari Ibu TB aktif: BCG ditunda sampai terbukti bayi tidak terinfeksi TB, namun bayi diberikan terapi pencegahan TB.

Usia 3 bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG tetap diberikan namun bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis TB.

Dengan imunisasi anak akan terhindar dari TBC. Atau, bila terkena pun, penyakitnya tidak menyebar ke organ lain. Imunisasi BCG diberikan satu kali.

Dua minggu setelah pemberian imunisasi BCG, suhu badan anak meningkat. Di tempat suntikan terjadi kemerahan dan benjolan yang berisi nanah.

Namun benjolan ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 bulan dengan meninggalkan tanda berupa jaringan parut (seperti bekas luka)

Difteri

Penyakit difteri ditandai dengan terbentuknya selaput yang berwarna agak putih dan melekat pada kerongkongan.

Bila selaput itu kita angkat, maka akan terjadi perdarahan. Kuman difteri mengeluarkan racun yang dapat menyerang jantung dan saraf.

Jika dibiarkan, maka selaput putih ini akan meluas dan menyumbat jalan napas bahkan menyebabkan bengkak pada leher.

Imunisasi difteri digabung dengan imunisasi pertusis dan tetanus sehingga dinamakan DTwP atau DTaP. Pemberiannya dilakukan dengan suntikan sebanyak 4 kali.

Vaksin DTwP atau DTaP disuntikan intramuskular (penyuntikan ke dalam otot), dapat diberikan mulai usia 6 minggu. DTaP dapat diberikan pada usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.

BACA JUGA  Benjolan di Payudara, Pertanda Penyakit Apa?

Booster pertama usia 18 bulan. Booster berikutnya usia 5-7 tahun dan 10-18 tahun atau pada BIAS SD murid kelas 1 (DT/DTaP), kelas 2 (Td/Tdap), kelas 5 (Td/Tdap).

Bila anak sudah mencapai usia sekolah, imunisasi difteri diberikan lagi. Imunisasi ini dikenal dengan nama DT (difteri toksoid) dan diberikan selama 1 kali.

Efek samping yang timbul adalah demam, pembengkakan disertai kemerahan pada kulit. Selain itu timbul ras nyeri di daerah suntikan. Efek samping ini berlangsung selama 1-2 hari.

Tags: