13 Ancaman Siber di 2024
Share
4. Serangan Rantai Pasokan (Supply Chain)
Ancaman terhadap rantai pasokan semakin kompleks dengan para peretas yang menyusup ke vendor atau pemasok tepercaya.
Dengan potensi untuk memengaruhi beberapa organisasi sekaligus, serangan rantai pasokan menciptakan risiko yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, perusahaan dan organisasi harus mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dalam melindungi rantai pasokan mereka.
Pengelolaan risiko rantai pasokan tidak hanya mencakup keamanan siber di tingkat perusahaan, tetapi juga memerlukan kolaborasi erat dengan vendor dan pemasok.
Audit keamanan secara teratur dan implementasi langkah-langkah keamanan yang ketat menjadi kunci dalam melindungi keseluruhan rantai pasokan.
5. Ancaman Siber Berbasis Kecerdasan Buatan (AI)
Pada tahun 2024, kecerdasan buatan (AI) menjadi komponen integral dari serangan siber canggih.
Para penjahat siber tidak hanya mengandalkan otomatisasi untuk meningkatkan efektivitas serangan, tetapi juga menggunakan kecerdasan buatan untuk menghindari deteksi dan melewati langkah-langkah keamanan tradisional.
Peningkatan penggunaan AI dalam serangan siber memerlukan respons yang sebanding dari komunitas keamanan siber.
Pembaruan perangkat lunak, analisis tingkat lanjut, dan deteksi berbasis AI menjadi kunci dalam menghadapi ancaman berbasis kecerdasan buatan ini.
6. Ancaman Persisten Lanjutan (APTs)
Ancaman Persisten Lanjutan (APTs) yang umumnya dibiayai oleh negara menjadi bentuk serangan siber yang semakin meresahkan.
APTs merupakan serangan canggih dan berjangka panjang yang menargetkan entitas khusus, seperti pemerintah atau organisasi besar.
Keberlanjutan dan ketahanan perlu menjadi fokus utama dalam melawan ancaman semacam ini.
Melawan APTs bukan hanya tentang meningkatkan keamanan, tetapi juga melibatkan upaya diplomatis dan kerjasama internasional.
Pertukaran informasi dan strategi keamanan yang lebih terkoordinasi antara negara-negara menjadi esensial dalam menghadapi APTs.