Yang Perlu Diketahui Seputar Ereksi dan Ejakulasi pada Pria
Share
PENUTUR.COM – Pada pria, ada dua hal penting dari fungsi seks yang perlu diketahui untuk mengukur kenormalannya: ereksi dan ejakulasi.
Ereksi merupakan satu pertanda normal bahwa seorang pria sedang dalam keadaan terangsang. Sumber ransangan bermacam-macam, bisa melalui penglihatan, pendengaran atau sentuhan.
Rangsangan akan diteruskan ke otak dan otak akan mengirimkan respon balik berupa pelebaran pembuluh darah ke alat kelamin pria.
Akibatnya, darah akan mengalir deras ke penis dan membuatnya menjadi tegang dan keras. Yang berperan dalam suplai darah ke penis adalah pembuluh arteri di sekitar penis.
Ada mekanisme yang secara otomatis menutup klep di sekitar penis sehingga darah tidak terus menerus mengalir.
Ereksi Normal
Saat ereksi, seorang pria akan merasakan seluruh permukaan penis akan menjadi sangat sensitif. Pria akan merasa sangat nikmat dengan keadaan ini.
Ukuran penis ketika ereksi akan menjadi besar beberapa kali lipat. Dalam keadaan tanpa ereksi (flaccid), ukurannya rata-rata sekitar 9,4 cm, dengan rentang 7,8-10,6 cm.
Sementara saat ereksi, penis akan berukuran rata-rata 15,6 cm, dengan rentang 12,5-17,5 cm. Sudut ereksi tiap usia berbeda-beda.
Semakin tinggi usia, sudut ereksi akan semakin ke bawah yaitu semakin mendekati paha, dan semakin muda, usia ereksi akan mengarah ke arah pusar.
Saat pria mulai terangsang, penis akan memproduksi cairan yang disebut dengan precum atau ooze.
Satu atau dua tetes precum yang keluar dari ujung penis menandakan Anda sudah dalam tahap terangsang. Cairan tersebut berfungsi untuk menormalkan cairan vagina, agar sperma tidak mati saat bersentuhan dengan cairan vagina.
Precum mengandung sejumlah sperma, sehingga seorang perempuan bisa hamil meski ejakulasi tidak terjadi di dalam vagina.
Tidak ada batas waktu berapa lama pria akan menikmati kondisi ini. Yang pasti precum akan terus diproduksi sepanjang ereksi terjadi.
Kondisi yang ditemui saat Anda dalam kondisi terangsang adalah degup jantung meningkat dan tekanan darah meningkat serta napas menjadi naik turun dengan cepat.
Selain penis yang membesar dan mengeras, Anda juga akan merasakan kantung testis Anda yang semula lembut menjadi tegang.
G-Spot Pria
Setelah mendapatkan ereksi, seorang pria bisa melanjutkannya menuju orgasme dan mendapatkan ejakulasi (mengeluarkan cairan sperma).
Ejakulasi dicapai dengan cara merangsang dengan sentuhan pada tiap tempat berbeda di permukaan penis.
Salah satu area penting saat ereksi adalah frenulum (terdapat di sisi bawah dari kepala penis). Bila area ini terus menerus dirangsang, maka Anda akan cepat mengalami ejakulasi.
Saat seorang pria berhubungan seks dengan pasangannya, frenulum akan menyentuh leher rahim. Sentuhan yang terus menerus akan mempercepat pencapaian orgasme. Karena perannya yang begitu penting, frenulum dinamakan male G-Spot.
Area sensitif kedua, yang juga cukup penting karena dinamakan second male G-spot adalah daerah perineum. Daerah ini membujur dari bawah kantung testis ke arah dubur. Saat ereksi, daerah ini menjadi sangat sensitif.
Banyak pembuluh saraf berujung di perineum. Trauma dari kegiatan bersepeda bisa mengurangi sensitivitas daerah ini.
Ejakulasi Normal
Ereksi akan diakhiri dengan ejakulasi atau keluarnya sperma dengan cairan lain (semen). Yang penting dinilai tentang normal tidaknya ejakulasi adalah jarak semburan cairan dan jumlah cairan.
Jarak semburan cairan yang bisa dijangkau pria adalah sekitar 90 cm atau lebih. Tapi jarak tersebut bisa dicapai bila pria sudah lama tidak melakukan hubungan seks atau disebut dengan abstinen.
Bila pria sering melakukan hubungan seks atau sering masturbasi, rata-rata jarak semburan adalah 17,5 – 25,0 cm.
Jumlah cairan semen yang dikeluarkan berkisar antara 0,2 ml sampai dengan 6,6 ml. Rata-rata pria mengeluarkan 3,5 ml atau sekitar satu sendok teh.
Semakin tua usia pria, jumlah orgasme yang diserta ejakulasi per tahunnya semakin sedikit, sementara semakin muda usia seorang pria, frekuensi ejakulasinya semakin sering.
Cairan semen sebagian besar berasal dari seminal vesicle (60 persen), lalu dari prostat (38 persen) dan sisanya dari kelenjar Cowper (2 persen).
Bila cairan semen berbau, itu tandanya berasal dari kelenjar prostat. Sementara cairan yang berasal dari seminal vesicle mengandung gula jenis fruktosa. Gula ini berfungsi untuk kehidupan sperma. Warna cairan semen umumnya putih krem.
Setelah ejakulasi, selanjutnya klep penutup aliran darah di sekitar penis akan terbuka. Darah yang semula menumpuk di penis akan mengalir keluar melalui pembuluh vena, sehingga ukuran “senjata pria” itu kembali ke ukuran semula.
Gangguan Fungsi Ereksi
Beberapa keadaan tertentu menyebabkan penis tidak bisa menjadi tegang (impotensi). Merokok atau minum alkohol, misalnya dipercaya dapat menyebabkan saraf yang mengatur membuka dan menutupnya klep aliran darah ke penis, tidak bekerja dengan baik.
Begitu pula trauma atau benturan pada daerah selangkangan pria, misalnya karena bersepeda, dapat mengakibatkan hal serupa.
Semakin tua usia seorang pria, dia akan menghadapi andropause (semacam menopause pada pria).
Kondisi tersebut akan mengganggu daya ereksi Anda. Stres, cemas, dan penyakit lainnya juga turut berperan dalam ketidaknormalan ereksi Anda.