LOADING

Ketik di sini

Gaya Hidup

Siapa Perlu Pemeriksaan Gangguan Hati?

Share
Radang hati. Foto: Darko Djurin @Pixabay

PENUTUR.COM – Hati adalah organ tubuh terbesar. Pada orang dewasa beratnya mencapai 1.200 – 1.600 gram dan menempati hampir seluruh bagian atas-kanan rongga perut.

Sebagai bagian dari sistem pencernaan, hati mempunyai 500 fungsi lebih yang semuanya penting bagi kehidupan. Fungsi utamanya termasuk untuk metabolisme nutrisi, menyaring racun, dan zat buangan darah, mensintesa protein, dan mengatur zat kimia dalam aliran darah.

Fungsi penting lainnya adalah memproduksi empedu, cairan berwarna kekuningan mengandung garam yang diperlukan untuk penguraian lipid atau lemak.

Hati mempunyai kemampuan beregenerasi bila terjadi kerusakan. Hati terdiri dari berbagai lobus yang mempunyai fungsi sama sehingga bila satu bagian rusak, bagian lain akan menggantikan tugasnya sampai terjadi perbaikan.

Namun bila kerusakan terjadi berulang dan pada jangka waktu panjang, akan terjadi gangguan permanen pada hati. Gangguan hati bisa terdiri dari infeksi ringan sampai gagal hati yang mematikan.

Hati bisa rusak karena cedera atau penyakit yang menyerang organ lain. Misalnya kanker yang menyebar dari perut atau usus, atau diabetes yang tidak diobati.

Penggunaan jangka panjang obat-obatan, baik yang diresepkan dokter atau obat bebas, bisa menyebabkan kerusakan hati.

Penggunaan alkohol berat akan berakibat lemak menumpuk di hati, yang berkembang menjadi hepatitis kronis dan menyebabkan sirosis, yaitu terjadinya jaringan parut dan kerusakan sel hati.

Penyakit yang disebabkan infeksi parasit seperti amebiasis dan schistosomiasis bisa merusak hati. Salah satu gangguan hati yang umum terjadi adalah hepatitis atau radang hati.

Hepatitis bisa disebabkan oleh zat kimia, penyakit autoimun, bakteri, dan terutama infeksi virus. Bila tidak segera diobati, hepatitis bisa menjadi kronis dan penderitanya berisiko tinggi untuk menderita sirosis hati atau bahkan kanker hati di kemudian hari.

BACA JUGA  Jumlah Kasus Positif Cacar Monyet di Jakarta Sebanyak 24 Orang, Tertular dari Kontak Seksual

Dalam mendiagnosis gangguan hati diperlukan perpaduan dari riwayat, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan kadang diperlukan pemeriksaan radiologis dan biopsi.

Pemeriksaan laboratorium fungsi hati termasuk dalam panel pemeriksaan kimia darah. Untuk mendapatkan sampel, darah pasien diambil sekitar 2,5 – 3 cc, biasanya dari vena di daerah lipat lengan. Pasien tidak perlu berpuasa sebelumnya.

Untuk mendeteksi gangguan hati diperlukan pemeriksaan pada pengeluaran bilirubin (produk dari penghancuran hemoglobin, yang berfungsi sebagai pengantar oksigen pada sel darah merah).

Bilirubin seharusnya dibuang oleh tubuh melalui fungsi hati. Bila fungsi hati terganggu, bilirubin akan menumpuk dan menyebabkan kulit tubuh dan mata berwarna kekuningan.

Itu sebabnya orang yang menderita gangguan hati sering disebut sakit kuning. Gejala ini disebut juga ikterus.

Pemeriksaan fungsi hati lainnya adalah pemeriksaan kadar albumin darah. Albumin adalah protein yang diproduksi oleh hati dan kadarnya dalam darah menunjukkan fungsi sintesis dari hati.

Albumin berfungsi mengikat molekul atau zat dalam sirkulasi, dan menahan cairan di dalam pembuluh darah.

Bila kadar albumin dalam darah rendah, cairan akan keluar dari pembuluh darah ke rongga perut, dan menyebabkan terjadinya asites atau pengumpulan cairan di rongga perut.

Untuk mengetahui luasnya radang sel hati dilakukan pemeriksaan serum glutamic-piruvic transaminase atau serum glutamic-oxalacetic transaminase (SGPT/SGOT).

Enzim alanine aminotransferare dalam SGPT dan aspartate aminotransferare dalam SGOT adalah enzim yang diproduksi hepatosit, sel utama hati.

Kadar enzim-enzim itu akan meningkat bila terdapat kerusakan atau kematian hepatosit. Karena sel rusak, enzim akan masuk ke dalam aliran darah.

Kadar SGPT/SGOT akan meningkat pada semua jenis hepatitis yang mengakibatkan kerusakan sel, atau pada kematian sel hati akibat trauma atau keracunan obat.

BACA JUGA  Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun

Yang berisiko tinggi menderita gangguan hati antara lain orang yang sering minum alkohol dan penyalahguna obat-obatan.

Virus hepatitis terdapat pada cairan tubuh dan darah. Penularannya bisa lewat hubungan seks atau berciuman dengan penderitanya, maka perilaku seks bebas meningkatkan risiko infeksi.

Waspadai penularannya lewat benda tercemar virus sesudah digunakan penderitanya, seperti pisau cukur, sikat gigi, atau penggunaan jarum bergantian pada pengguna narkoba, serta lewat transfusi darah yang terkontaminasi.

Gejala radang hati muncul beberapa minggu atau bulan setelah infeksi. Pada hepatitis akut gejala tampak jelas, seperti badan lemas atau letih, perut kembung, nafsu makan berkurang, mual kadang disertai muntah, dan urin berwarna kemerahan.

Tapi pada hepatitis kronis, gejalanya tidak tampak dan baru terlihat setelah kerusakan hati cukup parah.

Penderita hepatitis harus cukup beristirahat dan berobat secara teratur. Dianjurkan untuk melakukan diet dengan gizi seimbang.

Batasi makanan berkarbohidrat tinggi, berprotein atau berlemak tinggi. Kurangi konsumsi garam untuk mencegah pengumpulan cairan di rongga perut dan pembengkakan pergelangan kaki.

Tags: