Peran Kerry Adrianto Riza, Anak Riza Chalid yang Terseret Kasus Korupsi Minyak Mentah
Share

PENUTUR.COM — Anak saudagar minyak Riza Chalid, Kerry Adrianto Riza, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi minyak mentah PT Pertamina (persero) oleh Kejaksaan Agung. Dalam kasus ini, Kerry Riza berperan sebagai salah satu broker.
Kini, Kerry ditahan bersama enam tersangka lainnya di Rutan Salemba. “Tujuh orang tersangka, salah satunya MKAR selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa,” ujar Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar saat konferensi pers pada Senin (24/2) malam.
Anak Riza Chalid ini disebut menjadi salah satu broker yang dengan Sub Holding PT Pertamina sehingga merugikan negara sebesar Rp197,3 triliun. Dalam kasus ini, ada tiga Direktur Sub Holding PT Pertamina yang juga turut menjadi tersangka.
Mereka adalah Direktur Utama Patra Niaga Riva Siahaan, Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sani Dinar Saifuddin, dan Direktur PT Pertamina Internasional Shipping Yoki Firnandi. Satu tersangka lain adalah Vice President Feedstock Management PT KPI Agus Purwono.
Sementara tersangka dari pihak broker minyak mentah meliputi Kerry, Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Dimas Werhaspati, dan Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede.
Dalam kasus korupsi minyak mentah ini, Kerry selaku anak Riza Chalid mendapat keuntungan dari mark up kontrak shipping (pengiriman) yang dilakukan oleh Direktur PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi.
Yoki melakukan pengadaan impor dengan cara mark up yang menyebabkan negara mengeluarkan pembayaran 13%-15% dari harga asli. Sebagai broker, Kerry mendulang keuntungan dari sana. “Tersangka MKAR mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut,” ujar Qohar.
Kerry merupakan anak dari Muhammad Riza Chalid dan Roestriana Adrianti. Lahir di Jakarta, pria kelahiran 1986 itu sempat tinggal di Singapura dan bersekolah di sana.
Ayahnya, Riza Chalid, pernah menjadi sorotan publik karena tersandung kasus impor minyak Zatapi pada 2008.