Jeruk Mandarin Lekat dengan Hantaran Khas Tahun Baru Imlek, Berikut Sejarahnya
Share

PENUTUR.COM – Tahun baru Imlek yang datang selalu disambut penuh sukacita oleh warga etnis Tionghoa dimanapun mereka berada.
Dalam perayaan ini, terdapat berbagai proses sembahyang untuk sarana bersyukur dan harapan di tahun yang akan datang.
Biasanya, selain memanjatkan doa dengan membakar dupa, masyarakat juga menata persembahan berupa makanan untuk para dewa. Salah satu makanan yang sangat sering ditemui adalah jeruk mandarin.
Dilansir dari berbagai sumber, sejarah jeruk digunakan sebagai makanan yang khas disajikan sudah berlangsung sejak lama. Jeruk ditata dengan rapi untuk disajikan di atas meja persembahan, atau di atas piring sebagai hiasan.
Jeruk juga sering dibagikan kepada sanak saudara, kerabat, tetangga, hingga tamu yang datang. Ternyata jeruk menyimpan makna yang dalam bagi masyarakat etnis Tionghoa.
Dengan memberikan jeruk, seseorang dipercaya turut mengirimkan kebaikan berupa doa kemakmuran di tahun baru. Jeruk yang memiliki banyak biji di dalamnya, bertanda harapan dan keberlangsungan hidup.
Pohon jeruk yang lebat dan berbuah banyak dipercaya sebagai perlambang kesuburan dan keturunan. Sementara warna jeruk yang cerah, akan dilihat sebagai lambang kebahagiaan dan suka cita dalam hidup.
Penyebutan jeruk dalam bahasa Mandarin mirip dengan pelafalan kata ’emas’. Emas ini selain sebagai simbol kekayaan, juga bertanda kemakmuran, rezeki, dan keberuntungan dalam hidup.
Atas beberapa alasan di atas, jeruk sering dilibatkan dan menjadi salah satu makanan yang tidak pernah absen dalam perayaan Imlek setiap tahunnya.