Gas Elpiji 3 Kg Langka di Pasaran, Harga Jual di Pangkalan Melebihi HET
Share

PENUTUR.COM – Dalam sepekan terakhir, gas elpiji atau LPG 3 kilogram mengalami kelangkaan di sejumlah wilayah, termasuk di Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Berdasarkan pantauan Beritasatu.com di salah satu pangkalan elpiji 3 kilogram, stok gas melon subsidi itu sudah langka sejak seminggu terakhir.
Pemilik pangkalan gas LPG 3 kilogram Merry (56) mengatakan, kelangkaan ini karena stok yang diberikan agen terbatas, kemudian diperparah oleh masa libur panjang Isra Mi’raj dan Imlek, yang menghambat proses pendistribusian gas ke pangkalan-pangkalan
“Kelangkaannya seminggu lebih karena ada tanggal merah atau Imlek kemarin,” kata Merry seperti dikutip dari Beritasatu.com, Jumat, (2/2).
Merry menjelaskan, setiap minggu seharusnya sebanyak 1.500 tabung gas elpiji disuplai ke dari agen ke pangkalan miliknya. Namun, sepekan terakhir hanya 600-700 tabung saja yang disuplai, sehingga tak cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.
Karena stok gas LPG 3 kilogram yang langka, Ia pun terpaksa menjual elpiji 3 kilogram lebih mahal dengan harga Rp 17.000 per tabung, melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang seharusnya, yakni Rp 16.000 per tabung.
Meski demikian, Merry bilang masih banyak pembeli yang setiap hari datang ke pangkalannya untuk membeli, walapun berakhir kecewa karena barang yang mereka inginkan langka.
Pasalnya, yang membeli di pangkalannya bukan hanya dari Jakarta Selatan saja, melainkan dari Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.
Merry menambahkan, dalam praktiknya gas melon subsidi 3 kilogram yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin, ternyata banyak dibeli oleh masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
“Saya enggak bisa nahan, karena ada tetangga yang kaya juga beli yang 3 kilogram. Kalau enggak dikasih bagaimana? Kalau dikasih yang orang-orang kecil enggak kebagian,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membantah kelangkaan gas elpiji atau LPG 3 kilogram yang terjadi di Jakarta. Menurutnya, pemerintah hanya melakukan pembatasan pembelian LPG oleh konsumen.
“Langka sih enggak. Saya pastikan enggak ada (kelangkaan). Namun, memang setiap (pembelian gas LPG) rumah tangga dibatasi,” ujar Bahlil setelah menghadiri Beritasatu Economic Outlook 2025 di Westin Hotel Jakarta, Jakarta Selatan, Kamis (30/2).
Ketua Umum Partai Golkar itu memberi contoh, yakni satu rumah tangga membutuhkan 10 tabung LPG 3 kilogram per bulan.
Namun, konsumen memborong sebanyak 30-40 tabung LPG 3 kilogram per bulan, maka perlu adanya pembatasan pembelian agar tidak terjadi kelangkaan.
Bahkan, Bahlil mengira ada maksud lain yang dilakukan konsumen ketika memborong LPG 3 kg secara tidak wajar.
“Kalau beli banyak itu ada maksud lain. Nah ini yang kita tata supaya LPG ini betul-betul tepat sasaran,” tambahnya.
Bahlil meminta agar pembelian gas LPG 3 kilogram untuk konsumen yang berhak menerima subsidi dari pemerintah. Dia menyebut, anggaran LPG 3 kg tersebut sejatinya telah mencapai lebih dari Rp 80 triliun.