Hadapi Keterlibatan Negara NATO dalam Perang Ukraina, Putin Beri Sinyal Revisi Doktrin Nuklir
Share
PENUTUR.COM – Pemerintah Rusia kembali memberikan sinyal terbaru terkait revisi doktrin nuklir negara itu. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Dalam pernyataannya, Peskov mengatakan negara-negara Barat, yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), telah memperpanjang konflik dengan keterlibatannya dalam peperangan antara Moskow dan Ukraina. I
a menyebut Rusia ‘harus siap’ dalam menerapkan doktrin nuklirnya setelah direvisi Presiden Vladimir Putin.
“Kita dapat menyaksikan bagaimana negara-negara Barat semakin terlibat dalam (konflik Ukraina). Mereka tidak menghentikan (konflik). Sebaliknya, mereka menyatakan niat mereka untuk terus maju guna membantu Ukraina menang,” ucapnya kepada media pemerintah Rusia VGTRK Minggu, yang juga dikutip Newsweek, Senin (30/9).
Anggota NATO telah memberikan dukungan bantuan diplomatik dan militer kepada Ukraina setelah Rusia menyerang negara Eropa Timur tersebut pada Februari 2022.
Ketegangan antara negara-negara NATO dan Kremlin terus berlanjut karena Kyiv mulai menggunakan senjata yang disokong aliansi itu untuk menyerang ke wilayah Rusia.
Hal ini memicu Putin memasukkan klausul yang mengizinkan nuklir Rusia digunakan untuk setiap serangan yang terjadi ke wilayahnya.
Dalam doktrin yang direvisi, setiap agresi ke Rusia oleh negara non-nuklir dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir dapat dianggap sebagai serangan bersama dan melewati ambang batas nuklir.
Perubahan ini pun berlaku untuk serangan Ukraina yang, misalnya, menembus Rusia dengan pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Inggris, atau Prancis.
Sebelum merevisi doktrin ini, Putin telah menyetujui latihan senjata nuklir taktis. Pada Agustus lalu, Moskow juga telah menyiapkan unit Angkatan Bersenjata Federasi Rusia untuk penggunaan senjata nuklir non-strategis dalam pertempuran.
Data Federasi Ilmuwan Amerika pada tahun 2024 memperkitakan bahwa Rusia memiliki 5.580 hulu ledak nuklir. Di sisi lain, AS memiliki 5.044.
Menanggapi manuver Moskow ini, seorang Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington ‘tidak terkejut’ dengan manuver ini.
Ia mengatakan langkah ini merupakan bentuk manuver tidak bertanggung jawab Moskow.
“Baik AS maupun NATO tidak menimbulkan ancaman apapun bagi Rusia, dan retorika nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab tidak akan meningkatkan keamanan Rusia,” ucapnya.
“Kami akan terus mendukung Ukraina karena negara tersebut membela rakyatnya dan wilayah kedaulatannya dari agresi Rusia,” tambahnya.